Advertisement
Berusaha Tetap Tegar dan Menantikan Tangisan Si Buah Hati
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-Fetsi Setiawati, ibu muda ini tengah berjuang keras mencari solusi terbaik untuk si buah hati. Haikal, bayi mungil yang lahir 7 Februari 2018 mengalami kondisi kesehatan yang menyedihkan.
"Harapan saya, anak saya [kelak] bisa hidup mandiri. Saya mau nangis. Semoga bisa berkumpul dengan orang tua," ujar dia sambil menahan isakan tangisnya.
Advertisement
Haikal diduga menderita penyakit TORCH. Ia tidak menduga anaknya bisa terkena penyakit tersebut. Namun, ia mengakui belum pernah mengikuti tes TORCH sebelumnya.
Dalam situs Alodokter disebutkan, TORCH atau Toxoplasmosis, other disease (Sifilis, HIV, campak), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes simpleks merupakan serangkaian penyakit infeksi yang biasanya menimpa janin atau bayi baru lahir. Kuman penyebab TORCH berasal dari daging yang tidak dimasak matang, sayur dan buah yang tidak dicuci bersih, atau karena hubungan seksual. TORCH dapat menyebabkan kecacatan dan gangguan pada janin dan bayi baru lahir.
Ketika bayinya lahir, perasaan Fetsi tak tergambarkan. Tangisan bayi pun menjadi hal yang ia damba-damba. Ketika ibu muda lain harus bolak-balik dari ruang perawatan ke ruang bayi karena si buah hati menangis, Fetsi pun hanya bisa melihat dan berharap ia akan segera dipanggil juga.
"Pas di rumah sakit, nangisnya juga berbeda karena mulutnya tidak bisa membuka. Entah ini dari hidrosefalusnya atau pola sindromnya," jelas dia.
Mulut Haikal masih belum bisa membuka. "Ini kaku semua jadi tidak ada emosi sama sekali. Tidak pernah tersenyum," ucap dia dengan suara tercekat.
Segala upaya dilakukan. Dokter pun ia kunjungi untuk mencari jalan keluar termasuk mencoba meraih Dokter Juanda yang ahli dalam pengobatan TORCH. "Dokter-dokter dan second opinion juga saya lalukan. Ketika menemukan [cara], langsung saya cari. Saya tidak mau menunda sedetik pun untuk memberikan penanganan pada anak saya," ucap dia.
Haikal kini sudah mulai bisa kaget. Hal itu menjadi satu pertanda baik. Ini berarti pendengaran Haikal mulai berfungsi. "Kadang-kadang saya kagetin agar tahu benar sudah bisa dengar atau belum," jelas dia.
Namun, perkembangan indra pendengaran itu belum diikuti indra penglihatannya. "Pergerakan bola mata masih di tengah, kayak juling gitu. Kadang saya kasih benda berwarna untuk melihat ada pergerakan atau belum. O, ternyata belum."
Pergerakan bola mata bayi itu pun belum sama antara kanan dan kiri. "Kanan di situ terus. Kalau kiri naik turun. Saya sudah bawa ke dokter mata. Kemungkinan ada hubungan dengan hidrosefalusnya. Enam bulan lagi disuruh periksa lagi," ujar warga Kutuasem RT 1, RW 16, Sinduadi, Mlati, Sleman ini.
Fetsi berupaya selalu kuat menghadapi hal tersebut dengan tidak pernah menyerah mencari pengobatan bagi anak keduanya. Ia juga menyemangani ibu muda lainnya yang memiliki ujian serupa. "Pedoman saya, setiap keluarga punya air mata. Air matanya masing-masing. Ini air mata kami dan keluarga lian juga pasti ada untuk hal lain. Jangan anggap yang itu senang ya, ini sedih ya."
Fetsi dan keluarga tidak menolak jika ada pihak-pihak yang ingin mengulurkan bantuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Gibran Semakin Banyak Terima Aduan Warga dari Solo hingga Papua
- Polisi Selidiki Kronologi dan Penyebab Kebakaran Ruko Mampang Tewaskan 7 Orang
- Cegah Meluasnya Kasus DBD, Relawan Lakukan Pengasapan Permukiman Warga di Solo
- Kakorlantas Polri: Kecelakaan di KM 58 & Tol Batang Terparah pada Lebaran 2024
Berita Pilihan
Advertisement
Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penganiaya Penjual Bakwan Kawi di Gowongan Akhirnya Dilepas, Ini Penyebabnya
- Jelang Pilkada, KPU Jogja Siapkan Badan Adhoc dan Buka Konsultasi untuk Paslon Independen
- DPC Gerindra: Usung Budi Waljiman, Jajaki Tokoh Lain hingga Jalin Komunikasi dengan Partai Koalisi
- Jaring Masukan, Bapelkes DIY Gelar Forum Komunikasi Publik
- Taman Pintar Dikunjungi 3 Ribu Lebih Wisatawan Sehari Selama Libur Lebaran
Advertisement
Advertisement