Advertisement

DIY Siap Pasok Tenaga Aviasi untuk Bandara Baru

Sunartono, David Kurniawan, Uli Febriarni, & Rheisnayu Cyntara
Senin, 09 April 2018 - 10:25 WIB
Budi Cahyana
DIY Siap Pasok Tenaga Aviasi untuk Bandara Baru Ilustrasi awak kabin - Bisnis Indonesia/Dok.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—DIY siap memasok tenaga aviasi untuk menyokong keberadaan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang diproyeksikan beroperasi tahun depan. Sekolah kedirgantaraan sudah menyiapkan sejumlah program untuk mencetak pekerja siap pakai.

Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Jogja Dedet Hermawan Setiabudi mengatakan sekolah yang dia pimpin memiliki prodi D3 aeronautika reguler maupun prodi teknik penerbangan yang bisa memasok pekerja ke berbagai bandara, tak terkecuali di Kulonprogo.

Advertisement

Ia meyakini lulusan STTA siap pakai untuk perawatan pesawat dan layanan sebelum dan sesudah penerbangan (groundhandling) yang profesional.
STTA sudah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo untuk mendukung beroperasinya bandara baru di kabupaten itu.

“Kami sudah sangat siap untuk menyediakan teknisi pesawat maupun manajemen di penerbangan,” ujar, Jumat (6/4/2018).

Setiap tahun STTA menghasilkan 250 lulusan dari berbagai disiplin ilmu. Sejumlah konsentrasi keilmuan kedirgantaraan untuk program sarjana yang dimiliki STTA meliputi perancangan dan perawatan pesawat terbang, operasi penerbangan, elektronika penerbangan, manajemen industri penerbangan, dan teknik mesin pesawat terbang.

Dedet mengatakan prodik teknik mesin dengan konsentrasi mesin pesawat terbang menjadi unggulan dan satu-satunya di Indonesia.

“Mahasiswa bisa praktik langsung, karena kami memiliki pesawat yang masih aktif dengan banyak mesin pesawat,” ujar dia.

Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) bahkan sudah menjalin kerja sama dengan Pemkab Kulonprogo. Perguruan tinggi itu meneken nota kesepahaman dengan pemerintah yang berlaku selama lima tahun, yakni pemberian beasiswa bagi siswa kelahiran Kulonprogo untuk berkuliah di STTKD.

“Tahun ini ada 20 orang kiriman dari Pemkab Kulonprogo untuk belajar groundhandling. Ke depan juga akan ada anak-anak yang belajar masalah manajemen transportasi udara. Intinya, saat bandara jadi, ada putra daerah yang terserap ke sana,” kata Ketua STTKD Udin Kurniadi, Jumat.

Dia menyakini alumni sekolah tinggi tersebut dapat bersaing. Setiap tahun STTKD meluluskan tak kurang dari 500 mahasiswa.

“Alumni kami yang terserap di pasar kerja sesuai disiplin ilmu mencapai 70%. Sisanya yang 30% bekerja di bidang lain seperti perbankan dan lain sebagainya.”

Lembaga pendidikan penerbangan pun mulai membuka kampus di Kulonprogo. Salah satunya Smart Fast Global Education.

Direktur Utama Smart Fast Global Education Amiruddin Tumanggor mengatakan lembaganya memiliki sejumlah program pendidikan aviasi, mulai dari pendidikan pilot, pendidikan pramugari, tata niaga penerbangan, hingga pariwisata perhotelan.

“Untuk program pramugari kami fokuskan ke Kulonprogo. Pendidikan selama satu tahun, termasuk pendidikan karakter dan fisik, setelah itu bisa berkarier di penerbangan,” kata dia.

Cabang lembaga pendidikan di Kulonprogo memiliki daya tampung hingga 500 orang. Ia mengharapkan keberadaan Smart Fast di Kulonprogo, bisa ambil bagian dalam membangun sumber daya manusia, khususnya di bidang aviasi.

Peran Pemerintah
Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan kehadiran lembaga pendidikan penerbangan di kabupaten tersebut merupakan respons nyata untuk menyongsong NYIA.

Menurut dia, kehadiran lembaga tersebut akan memberi peluang yang sangat luas bagi masyarakat Kulonprogo, khususnya anak-anak muda, untuk bisa mengikuti pelatihan.

“Bisa pramugari atau tenaga-tenaga yang ada kaitannya dengan operasional bandara, termasuk pendidikan pilot,” kata dia.

Pemkab Kulonprogo juga menyiapkan pelatihan kebandaraan untuk warga yang tergusur pembangunan bandara baru.

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo Eko Wisnu Wardhana, ada puluhan paket pelatihan yang disiapkan, baik berupa pelatihan kerja maupun pelatihan kewirausahaan.

Tahun lalu, Pemkab Kulonprogo menyediakan 60 paket pelatihan dan tahun ini 62 paket. Ada pula 10 paket pelatihan kebandaraan, satu paket untuk 16 orang. Pelatihan itu meliputi aviation security alias avsec (tenaga pengamanan di bandara), staf kargo, groundhandling, tiket, dan staf maskapai.

Pada 2018 ini Disnakertrans juga menindaklanjuti nota kesepahaman yang telah diteken Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

“Ada program membawa peserta pelatihan avsec ke Sekolah Teknik Penerbangan Indonesia (STPI), sifatnya kursus. Peserta diutamakan warga terdampak, sebanyak 20 orang. Mereka tinggal di sana, menginap di asrama, mengukuti pelatihan dan mendapatkan lisensi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub,” ujar Eko Wisnu.

Disnakertrans juga bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I untuk menggelar pelatihan di Kulonprogo.

Banyak Tenaga
General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara International Adisutjipto Agus Pandu Purnama menyatakan semua lulusan, baik dari sekolah penerbangan ataupun umum, punya kesempatan yang sama untuk bekerja di bandara. Namun, peluang lebih besar dimiliki oleh mereka yang mengambil pendidikan khusus yang fokus pada spesifikasi tertentu.

“Tentu kami pilih pekerja yang sudah siap dan prima, punya pengalaman, apalagi yang sudah dilengkapi dengan lisensi. Tetapi lulusan sekolah umum pun punya kesempatan yang sama. Tinggal disesuaikan saja sesuai rekrutmen yang dibutuhkan. Artinya semua bisa terserap berdasarkan keahlian masing-masing,” ujar dia kepada harianjogja.com, Minggu (8/4/2018).

Pandu mengatakan kapasitas Bandara Adisucipto saat ini hanya mampu melayani 1,8 juta penumpang per tahun sehingga Angkasa Pura I pun tak banyak membutuhkan pekerja. Namun, NYIA yang diproyeksikan mampu menampung 14 juta per tahun pada pembangunan tahap I akan membutuhkan banyak tenaga.

Sesuai ketentuan standar bandara internasional, tiap satu juta penumpang memerlukan pelayanan 1.000 pegawai. Artinya pada tahap I, NYIA akan mampu menyerap sekitar 14.000 pegawai, mulai dari avsec, groundhandling, dan berbagai tenaga kerja lainnya. 

Dia menyambut baik keberadaan sekolah-sekolah yang kurikulumnya didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan bandara. Pandu juga mengapresiasi langkah Pemkab Kulonprogo yang mengadakan pelatihan berbasis aviasi.

“Ini bisa menjadi semacam simbiosis mutualisme bagi kedua pihak. Angkasa Pura akan sangat terbantu dengan adanya tenaga-tenaga kerja handal dan berlisensi tersebut.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement