Advertisement
Lebih Hemat, Bantul Kembangkan Budi Daya Ikan Matlair
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Bantul terus menggalakkan program budi daya ikan hemat lahan dan air atau yang dikenal dengan istilah matlair.
Hingga saat ini, budi daya ikan matlair tersebar di enam lokasi. Namun untuk tahun ini akan ditambah di sebelas lokasi baru di wilayah Bantul.
Kepala DP2KP Bantul Pulung Haryadi mengatakan program matlair merupakan jawaban atas makin sempitnya lahan di wilayah Bantul. Menurut dia, program ini sangat efektif untuk budi daya ikan seperti lele, nila hingga gurameh.
“Inti dari matlair bisa membudidayakan ikan di lahan yang sempit karena hanya butuh area berdiameter dua meter sudah bisa beternak ikan dengan baik,” kata Pulung kepada wartawan, Rabu (11/4/2018).
Menurut dia, teknologi yang dikembangkan dalam program matlair dengan menggunakan sistem bioflog dengan bentuk kolam melingkar. Cara ini dinilai efektif untuk pengembangan karena prosesnya dapat optimal.
“Dengan kolam berbentuk lingkaran ikan akan terus bergerak sehingga pakan yang diberikan tidak ada yang terbuang percuma,” ujarnya.
Dikatakan Pulung, model budi daya matlair mulai diperkenalkan sejak tahun lalu, dengan membuka enam demplot. Namun untuk tahun ini akan diperluas di sebelas kecamatan di Bantul.
“Untuk pengembangan kami gunakan teknik sekolah lapangan sehingga kelompok bisa langsung belajar sehingga nanti bisa dikembangkan secara mandiri,” tutur dia.
Ditambahka dia, untuk proses pemeliharaan tidak berbeda jauh dengan budi daya di kolam konvensional. Namun dengan matlair, proses budi daya tidak membutuhkan lahan yang luas sehingga biaya produksi pembuatan kolam bisa ditekan.
“Yang tak kalah penting, kolam bioflog dalam program matlair bisa bertahan hingga sepuluh tahun,” kata Pulung.
Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan DP2KP Bantul Istriyani mengatakan proses budi daya ikan dengan sistem matlair lebih efektif. Hal ini disebabkan dalam budi daya ini, selain membutuhkan lahan yang sedikit, upaya pemeliharaan juga tidak butuh banyak air seperti pengembangan di kolam konvensional.
“Sehingga biaya produksi yang dikeluarkan bisa ditekan,” katanya.
Menurut dia, untuk satu kolam dengan diameter dua meter, bisa digunakan untuk memelihara ikan sebanyak 2.800 ekor. “Lahan yang dibutuhkan tidak luas, tapi sudah bisa digunakan memelihara ikan yang banyak,” ujarnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Budayawan di Jogja Dilibatkan Pembuatan Maskot Pilkada 2024
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
Advertisement
Advertisement