Advertisement

Kedokteran UAD, Terapkan Kurikulum Berbasis Bencana

Sunartono
Kamis, 19 April 2018 - 14:10 WIB
Laila Rochmatin
Kedokteran UAD, Terapkan Kurikulum Berbasis Bencana Dekan Fakultas Kedokteran UAD Prof. Rusdi Lamsudin. - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja secara resmi telah mengantongi SK dari Kemenristekdikti tentang pembukaan Fakultas Kedokteran pada Maret 2018 lalu. Kampus di bawah naungan PP Muhammadiyah ini mengklaim menjadi satu-satu Fakultas Kedokteran di Indonesia dengan keilmuan lebih banyak berbasis bencana.

Dekan Fakultas Kedokteran UAD Prof. Rusdi Lamsudin menjelaskan pihaknya tidak saja menyiapkan calon dokter yang andal tetapi juga memiliki keunggulan dalam penanganan bencana. Sehingga dalam kurikulum perkuliahan diberikan penekanan pada kebencanaan.

"Materi kebencanaan mulai semester satu terintegrasi berbagai mata kuliah, sampai semester tujuh. Materi kebencanaan diberikan secara berkelanjutan dan terstruktur diĀ  [sistem] blok dan nonblok," katanya, Rabu (18/4/2018).

Model pembelajaran, kata dia, akan menggunakan sistem blok dan nonblok. Sejumlah materi yang terintegrasi dalam blok misalnya basic life support (BLS), advanced life support, kegawatdaruratan, tindakan terkait manajemen dan terapi pasien. Sedangkan nonblok, meliputi disaster medicine, disaster management melalui kerja sama dengan Lembaga Penanganan Bencana PP Muhammadiyah.

Mantan Dekan Fakultas Kedokteran UII ini mengatakan dasar ilmu kebencanaan diberikan kepada mahasiswa di tahun pertama, disusul manajemen bencana dasar di tahun kedua, manajemen bencana lanjut di tahun ketiga. Pada tahun keempat calon dokter akan fokus pada manajemen kasus medis dalam bencana sekaligus simulasi. SDM yang disiapkan sudah siap, dosen dengan kualifikasi S2 telah ada 32 orang, dokter spesialis ada 20 orang, doktor tiga orang.

"Ini menjadi satu-satunya kurikulum fakultas kedokteran di Indonesia dengan menekankan bencana," ujarnya.

Kaprodi Kedokteran Fakultas Kedokteran UAD Junaidy Heriyanto menambahkan kurikulum kedokteran kebencanaan itu disusun sendiri oleh tim Fakultas Kedokteran UAD dengan melibatkan Lembaga Penanganan Bencana PP Muhammadiyah. Banyak bencana yang terjadi di Indonesia menjadi salah satu alasan, FK UAD fokus mencetak calon dokter yang unggul menangani bencana.

"Kurikulumnya belum ada di Kemenristekdikti, tim kami menyusun dengan melibatkan berbagai ahli dan praktisi," ucapnya.

Ia menyatakan untuk mendukung pemahaman calom dokter terhadap bencana, pihaknya menyiapkan sebuah bangunan sebagai tempat simulasi berbagai bencana di Fakultas Kedokteran.

"Ada bencana tenggelam, tertimpa bangunan atau kebakaran bagaimana dokter menanggapi, akan disimulasikan. Itu yang harus dimiliki Fakultas Kedokteran kami," kata dia.

Kepala Biro Administrasi Akademik UAD Wahyu Widyaningsih mengatakan pada tahun pertama FK UAD membuka kuota untuk 50 mahasiswa. Sejak dibuka beberapa hari lalu pendaftarnya tercatat 24 calon mahasiswa. Biaya masuk di FK UAD mencapai Rp160 juta dengan SPP senilai Rp18,5 juta per semester.

Rektor UAD Kasiyarno menilai biaya tersebut tergolong paling murah dibandingkan FK di kampus lain. Ia mengakui biaya itu termasuk paling mahal dibandingkan fakultas lain di UAD, karena berbagai peralatan praktik butuh biaya tinggi.

Namun, ia berani menjamin kualitas pembelajaran sangat baik karena didukung SDM berpengalaman. Pembukaan FK UAD ini melalui proses lebih dari empat tahun dengan beberapa kali mengalami kegagalan meski sudah mengajukan ke Kemenristekdikti. (Sunartono)

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pelajar Meninggal saat Seleksi Paskibra Sempat Alami Kejang dan Mulut Keluar Busa

News
| Sabtu, 20 April 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement