Advertisement

Sambut NYIA, Pasar Wates Bakal Dimodifikasi

Uli Febriarni
Senin, 23 April 2018 - 16:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Sambut NYIA, Pasar Wates Bakal Dimodifikasi Pasar Wates Kulonprogo - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, WATES—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo akan memodifikasi Pasar Wates menjadi pasar induk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal itu dilakukan untuk menopang kebutuhan masyarakat sekaligus menyambut kehadiran New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kulonprogo, Krissutanto, mengungkapkan saat ini Pasar Wates masih belum sesuai SNI. Disdag akan melakukan modifikasi dengan mempertimbangkan komponen seperti area parkir, tempat sampah, toilet, keamanan dan kenyamanan. Menurut dia, luasan pasar mencukupi untuk modifikasi.

Advertisement

Kris menilai modifikasi akan membutuhkan detail desain teknis yang baru sehingga saat ini Disdag mulai mencari referensi dari sejumlah pasar di luar Kulonprogo. Namun desain bangunan akan tetap mengadaptasi sentuhan tradisi atau budaya Kulonprogo.

"Tahun depan diupayakan sudah ada [detail desain teknis], termasuk seperti apa nanti zonasi dan penambahan lantai. Target kami kira-kira dua tahun terwujud," kata dia, Senin (23/4/2018).

Kota Wates sebagai Ibu Kota Kabupaten Kulonprogo ke depan harus memiliki pasar induk. Lewat modifikasi Pasar Wates menjadi pasar induk dan SNI, diharapkan pasar tersebut mampu menjamin ketersediaan kebutuhan pokok seiring akan terjadinya lonjakan jumlah penduduk dengan adanya NYIA. Bahkan bukan hanya ketersediaan sembilan bahan pokok, melainkan keseluruhan komunitas perdagangan.

Selain Pasar Wates, ada enam pasar lain yang akan ditingkatkan kualitasnya, antara lain Pasar Temon, Pasar Bendungan, Pasar Sentolo, Pasar Brosot dan Pasar Jagalan. Disdag menilai pasar-pasar yang ada di Kulonprogo sebelah selatan dan di titik-titik jalur menuju NYIA perlu pemantapan sarana dan prasarana.

Dengan kata lain, revitalisasi dan rehabilitasi pasar akan terus berlanjut, terutama merenovasi bangunan pasar agar tidak lagi terkesan kumuh dan posisi tempat sampah yang belum sesuai harapan. “Pasar tradisional harus mampu bersaing dengan pusat-pusat perbelanjaan lainnya,” kata Krissutanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement