Advertisement

Menteri Rini "Kampanye" Gabah dan Beras di Bantul

Salsabila Annisa Azmi
Minggu, 06 Mei 2018 - 07:50 WIB
Bhekti Suryani
Menteri Rini Menteri BUMN Rini Soemarno (dua dari kanan) saat panen padi di Imogiri, Bantul, Sabtu (5/5/2018). - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno berkunjung ke Imogiri Bantul pada Sabtu (5/5/2018). Kedatangan menteri untuk meningkatkan penyerapan gabah petani oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) yang merupakan salah satu BUMN.

BUMN berkolaborasi dengan BRI untuk meningkatkan penyerapan gabah petani oleh Bulog. Rini Soemarno mengatakan BRI telah berpartisipasi menjaga peningkatan pendapatan petani melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani dengan bunga pinjaman sebesar 7% termasuk biaya hidup.

Advertisement

Biaya hidup itu disediakan per bulan sampai masa panen, sehingga petani tidak perlu kesulitan meminjam uang saat belum panen.

Selain itu kata dia, perbankan seperti BRI berperan melalui agen bank yang membuka toko kelontong. Toko ini menjual beras Bulog kualitas medium ke masyarakat.

"Kami [melalui Bulog] aktif menyerap gabah petani sehingga nantinya harga bagi petani bagus dan pada saat yang sama kami juga menjaga supaya harga beras masyarakat yang berkualitas medium tidak tinggi,” kata Rini Soemarno seusai panen bersama di Dusun Bulak, Jayan, Kebonagung, Imogiri dalam acara Serap Gabah (Sergab) Bank BRI, Sabtu.

Saat ini harga beras medium dari Bulog kata dia dibanderol Rp8.950 per kilogram. Rini mengatakan jika sebelumnya Bulog hanya membeli beras petani, sekarang Bulog akan lebih banyak menyerap gabah. Guna memaksimalkan penyerapan gabah petani, Bulog bekerja sama dengan BUMN lain seperti PT Pertani dan PT Pupuk Indonesia.

Ketua Kelompok Tani Madya Dusun Bulak, Jayan, Kebonagung, Imogiri, Ngatijo mengatakan hasil rata-rata panen di desanya sebanyak delapan ton per hektare. Beras di Kebonagung telah mengantongi sertifikat organik pada 2010 setelah pada 2008 petani menerapkan pertanian organik.

"Kalau saya menjual ke petani yang organik satu kilo Rp13.000 sedangkan yang konvensional [nonorganik] Rp8.300," kata Ngatijo. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement