Advertisement
Ikatan Keluarga Nias Bahas Pembangunan Daerah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Ikatan Keluarga Nias (IKN) Yogyakarta menggelar seminar bertema Strategi Pembangunan Kepulauan Nias Berbasis Kawasan Pra dan Pasca Menjadi Provinsi pada Sabtu (19/5/2018), di Hotel Sahid Raya Yogyakarta.
Ketua Panitia Seminar Idaman Jaya Mendrofa mengulas isi seminar yang dihadiri sejumlah narasumber mulai dari pengacara, aktivis perempuan hingga anggota dewan itu.
Advertisement
Idaman Jaya Mendrofa mengatakan pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian dari proses dan tujuan pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kesejahteraan, diperlukan konsep pembangunan yang bertumpu pada manusia dan masyarakatnya.
“Atas dasar itu untuk mencapai tujuan pembangunan yang demikian, titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi dengan kualitas sumber daya manusia. Upaya untuk mewujudkan masyarakat menjadi sejahtera secara merata merupakan sebuah tindakan yang memanusiakan manusia atau the humanities,” kata Idaman Jaya Mendrofa melalui rilis, Sabtu (19/5).
Memanusiakan manusia merupakan pekerjaan rumah yang kompleks dari pemerintah khususnya pemerintah daerah, karenanya kata dia peranan pemerintah daerah sangat strategis dalam pengembangan SDM melalui pemberdayaan masyarakat agar mandiri secara ekonomi, budaya dan politik.
“Masyarakat yang menjadi objek dari pemerintah daerah mempunyai lapisan yang berbeda-beda, seperti yang dikemukakan oleh pakar ilmu pemerintahan Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha, bahwa masyarakat adalah sebuah satuan kultur yang digerakkan oleh tiga subkultur yaitu subkultur ekonomi, subkultur kekuasaan dan subkultur sosial. Dari tiga subkultur di atas memaparkan kepada kita bahwa masyarakat adalah sentralnya pembangunan dan merupakan bagian manifestasi dari kebijakan pemerintah itu sendiri,” jelas dia.
Satuan kultur yang dimaksud lebih banyak pada lapisan ekonomi menengah ke bawah, sehingga pada dasarnya masyarakat ekonomi menengah ke bawah tersebut yang memiliki peluang terbatas dalam peningkatan pendapatan.
Sementara itu kata dia, keterbatasan dan lemahnya kualitas SDM dapat dilihat dalam bentuk akses permodalan, informasi dan teknologi yang tidak memadai di lapangan. Hal yang lebih memprihatinkan kata dia banyak kebijakan pemerintah daerah yang belum menyentuh sendi-sendi kebutuhan masyarakat dalam memberdayakan dan mengembangkan akses dan mobilitas masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya.
Dari kondisi yang memprihatinkan ini perlu adanya program pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya alam potensial melalui SDM yang memadai sehingga apa yang diproduksi memiliki daya saing dan daya jual yang tinggi.
“Sinergi antara SDM dan SDA akan diformulasikan menjadi sebuah kebijakan pemerintah daerah, baik dalam bentuk regulasi maupun kebijakan lainnya supaya pembangunan dapat menjangkau daerah-daerah terpencil,” lanjutnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- BEA CUKAI: Mari Bersama-sama Gempur Rokok Ilegal
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 28 Maret 2024: Giliran Sleman, Jogja dan Bantul Cek Lokasinya!
- Jalur Trans Jogja dan Tarifnya, Cek di Sini!
- DPRD DIY Setujui Perubahan Propemperda DIY Tahun 2024
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
Advertisement
Advertisement