Advertisement

Pedagang Takjil Gunungkidul Klaim Selalu Menjaga Kualitas

Herlambang Jati Kusumo
Minggu, 20 Mei 2018 - 19:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Pedagang Takjil Gunungkidul Klaim Selalu Menjaga Kualitas Ilustrasi takjil. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Maraknya pedagang takjil di Gunungkidul dikhawatirkan ada bahan makanan yang berbahaya. Namun sejumlah pedagang mengklaim telah menjamin keamanan atau kesehatan makanan yang dibuat.

Salah satu pedagang takjil di Pasar Argowijil, Desa Gari, Wonosari Saminem mengaku menjamin kesehatan dagangan. Pedagang bothok tawon, sambal cabuk, dan ceker hoah itu mengatakan tidak menggunakan bahan berbahaya untuk makanan yang dijualnya.

Advertisement

“Tidak memakai bahan berbahaya, makanan sehat semua dijamin. Belum pernah ada yang komplain sejauh ini, karena biasa jualan tidak hanya saat Ramadan, setiap minggu pagi jualan dan tidak ada yang bermasalah,” ujarnya Minggu (20/5/2018).

Ia mengatakan, makanan tradisional seperti yang ia buat, justru jarang menggunakan bahan-bahan berbahaya. Saminem mengatakan menjaga kepercayaan pelanggan selama ini.

Pedagang takjil yang biasanya menyetor untuk dijual di sekitaran pasar Argosari, Wonosari, dan di GOR Siyono, Playen, Apriliani Indah Fatmayati mengaku selalu menjaga kualitas kesehatan makanan dan minuman yang ia buat.

“Jaga kualitas pastinya kepercayaan pelanggan. Kalau minuman ya tidak memakai pemanis atau pewarna buatan, biasanya pakai dari pohon secang. Untuk yang masakan sayur ya memakai sayur segar. Biasanya sore belanja lalu paginya di masak,” ucapnya.

Penjual takjil lainnya, Herdika Yogi Wicaksono mengatakan Thai Tea yang ia jual mengutamakan kesehatan. Minuman yang sedang banyak peminatnya di kalangan muda tersebut, menurutnya berpotensi dijual di Gunungkidul, karena saat ini belum banyak ditemui di Gunungkidul.

Yogi yang biasa berjualan di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP), Gunungkidul, mengatakan meski harga yang dipatok cukup terjangkau yaitu Rp8.000-Rp10.000 ia tidak melupakan dari sisi kesehatan dan kebersihan.

“Terlebih ini [Thai Tea] sedang booming terutama di kalangan anak muda, tentu saya utamakan kesehatannya. Bahan baku juga Cuma teh, gula, dan susu selalu saya cek tanggal kadaluarsanya, memastikan bahan baku selalu aman. Selain itu dari kebersihan juga, gelas yang dipakai dipastikan bersih,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement