Advertisement

Sambut Bonus Demografi, Pemimpin Keilmuan Harus Diregenerasi

Salsabila Annisa Azmi
Senin, 21 Mei 2018 - 16:37 WIB
Kusnul Isti Qomah
Sambut Bonus Demografi, Pemimpin Keilmuan Harus Diregenerasi Anggota Dewan Guru Besar UGM, Prof dr Laksono Trisnantoro. - Harian Jogja/Salsabila Annisa Azmi

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Indonesia diprediksi mencapai bonus demografi pada 2045. Oleh karena itu daya saing inovasi dan kreativitas Perguruan Tinggi Negeri termasuk UGM dalam bidang keilmuan harus ditingkatkan supaya bisa mengikuti dunia keilmuan yang dinamis karena kemajuan teknologi. Namun, saat ini regenerasi pemimpin keilmuan dan kontribusi jurnal di UGM masih dinilai kurang.

Anggota Dewan Guru Besar UGM, Prof Laksono Trisnantoro mengatakan UGM masih kurang dalam hal regenerasi pemimpin ilmu yang memiliki asisten dan staff dosen muda. "Jadi kami rasa masih kurang dalam hal regenerasi pemimpin keilmuan yang berperan sebagai leader, yang diikuti oleh dosen-dosen muda untuk menelurkan karya," kata Laksono seusai Seminar Bulanan Dewan Guru Besar UGM di Ruang Multimedia UGM, Senin (21/5/2018).

Advertisement

Laksono mengatakan berdasarkan data, ada 44% dosen UGM tidak mempublikasikan karya di scopus selama lima tahun. Kemudian, ada 22% dosen tidak menjadi peneliti utama serta ada 15% dosen yang tidak mempublikasikan karya dan tidak menjadi peneliti utama. 15% tersebut didominasi dosen muda dengan jabatan akademik tenaga mengajar. Laksono mengatakan hal tersebut karena pengembangan pemimpin peneliti belum dilaksanakan dengan sistematis.

Solusi yang tengah dijalankan, menurut Laksono, adalah dengan mengembangkan kepemimpinan ilmu disertai dengan pemetaan ilmu apa saja yang akan dikembangkan. Kemudian aplikasi ilmu juga harus dikembangkan.

"Ketiga, dalam pengelolaan ilmu harus ada kemampuan khusus yang harus dikembangkan. Seperti meregenerasi staff dan pembina penelitian," kata Laksono.

Laksono mengakui memang tidak mudah menelurkan karya dalam jurnal. Memang hanya yang berbakat dan memiliki banyak waktu luang saja yang bisa melakukannya. Oleh karena itu, tak hanya dosen muda saja yang butuh pelatihan dan pengembangan penelitian. Dosen menengah dan dosen senior harus mengikuti pelatihan dan pengembangan.

Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kemenristekdikti Prof dr Ali Ghufron Mukti mengatakan, untuk menyambut bonus demografi di 2045 harus ada daya saing inovasi dan kreativitas dalam penelitian. Kesiapan Sumber Daya Manusia pendidikan tinggi termasuk peneliti, dosen, mahasiswa dan industri sangat berpengaruh terhadap tingkat inovasi dan kreativitas. Maka tata kelola UGM harus berubah responsif terhadal perubahan IPTEK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Petinggi Freeport Temui Jokowi, Ini yang Dibahas

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement