Advertisement
Selain Letusan Freatik, Gunung Merapi Juga Mengalami Gempa Vulkanotektonik Hari Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Balai Penelitian Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyimpulkan aktivitas Gunung Merapi saat ini masih tinggi, namun belum ada peningkatan status. Saat ini status Gunung Merapi masih waspada.
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan terpantau dari rekaman seismik hari ini sejak pukul 00.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, telah terjadi dua kali letusan freatik.
Advertisement
"Pertama pada 03.31 WIB dengan durasi 4 menit, amplitudo maksimal 55 milimeter dan tinggi kolom 2000 meter mengarah ke Barat Daya. Kedua, pada pukul 13.49 WIB dengan durasi 2 menit, amplitudo maksimal 70 milimeter, menimbulkan suara gemuruh terdengar dari pos pengamatan babadan tapi kolom tidak terlihat karena cuaca berkabut," kata Agus saat Jumpa Pers di kantor BPPTKG Yogyakarta, Rabu (23/5/2018) malam.
Agus mengatakan dampak dari letusan freatik pertama berupa hujan abu di wilayah Magelang Kawasan Rawan Bencana (KRB) II dan KRB III dengan jangkauan abu 25 kilometer. Sementara letusan freatik kedua berdampak hujan abu tipis yang terjadi pada pukul 14.45 WIB dari pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Magelang.
Agus menjelaskan aktivitas gempa di dalam Gunung Merapi pada pukul 00.00 WIB sampai 18.00 WIB terekam terjadi gempa vulkanotektonik sekali, gempa tektonik dua kali dan gempa tipis tiga kali, dan gempa MP terjadi setelah letusan kedua.
Gempa MP menunjukkan bahwa masih ada tekanan yang cukup tinggi dari dalam Gunung Merapi. Dengan seluruh pengamatan itu, BPPTKG menyimpulkan aktivitas merapi masih tinggi namun status merapi masih waspada.
Agus membenarkan memang ditemukan gempa vulkanotektonik dangkal. Agus mengatakan gempa vulkanotektonik dangkal dapat terjadi karena tekanan magma dan bisa juga terjadi karena tekanan gas. "Jadi dengan adanya gempa vulkanik dangkal bukan berarti magma sudah sampai di permukaan," kata Agus.
Agus mengatakan berdasar parameter gejala di tahun 2006 atau 2010 saja belum cukup untuk menyimpulkan pergerakan magma. Agus mengatakan, sulit untuk memastikan pergerakan magma saat ini. Namun Agus menekankan kecil kemungkinan magma sudah sampai di permukaan.
Pergerakan magma, dilihat dari letusan freatik saat ini, masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dua tahun tersebut. "Pada 2010 terjadi gempa vulkanotektonik puluhan kali per hari saat status Gunung Merapi masih waspada. Waktu itu saja interpretasi kita magma belum sampai kantong dalam," ujar Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
- BPJPH Bersama Industri dan Designer Luncurkan Indonesia Global Halal Fashion
- MWA UNS Solo Bentuk Panitia Pemilihan Rektor Periode 2024-2029, Ini Susunannya
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
Advertisement
Advertisement