Advertisement

Muncul Pijar, Gunung Merapi Menuju Proses Magmatis

I Ketut Sawitra Mustika
Kamis, 24 Mei 2018 - 10:38 WIB
Nina Atmasari
Muncul Pijar, Gunung Merapi Menuju Proses Magmatis Gunung Merapi Waspada, Selasa (22/5/2018). - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Letusan terbaru Gunung Merapi, Kamis (24/5/2018) pukul 02.56, dibarengi dengan kepulan asap dan pijar berwarna sinar merah di belakang awan mendung. Adanya pijar warna merah ini merupakan awal menuju proses magmatis Gunung Merapi.

"Sebenarnya awan pijar merah menunjukkan adanya material dari dalam. Itu merupakan magma, sehingga ini memang sebuah awal menuju proses magmatis. Karena proses magmatis sendiri data-data lain masih akan bicara," jelas Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida saat jumpa pers, Kamis (24/5/2018).

Advertisement

Hanik melanjutkan, dari hasil monitoring ditemukan adanya sedikit deflasi di Gunung Merapi. Deflasi adalah proses pengosongan conduit (pipa utama) yang mengakibatkan pengempisan permukaan tubuh gunung api.

Proses pengosongan Conduit tersebut disebut dengan clearen.  Proses itu kemudian menghasilkan tekanan menuju ke permukaan. Pijar warna merah tersebut adalah salah satu yang terdorong oleh gas dari magma. Setelah conduit kosong, sambung Hanik, kemungkinan saluran tersebut akan terisi magma. "Seperti apa magmanya? Ya belum tahu."

Meski pijar merah menandakan awal sebelum menuju proses magmatis, Hanik mengimbau masyarakat tetap tenang. Sebab, magmatis tidak selalu berkorelasi dengan letusan dahsyat.

Erupsi yang terjadi pada 2006 juga masuk dalam kategori sebagai erupsi magmatis, begitu pula dengan erupsi yang terjadi sebelumnya atau pada 2002. Erupsi magmatis juga terjadi di Gunung Kelud pada 2007 dengan munculnya kubah lava.

"Jangan dibayangkan magmatis itu adalah sama dengan erupsi 2010 yang besar. Ingat enggak erupsi 2006? Itu juga magmatis. Kelud 2007 yang hanya menimbulkan kubah lava juga magmatis. Merapi 2002 juga sama. Magmatis itu adalah magma yang keluar dari dalam. Bukan berarti meletus besar," imbuh Hanik.

Oleh karena itu, Hanik berharap agar masyarakat tetap tenang dan selalu mencari informasi dari sumber yang bisa dipercaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelar Rapat Internal, Jokowi Siapkan Langkah Terkait Perang Iran-Israel

News
| Selasa, 16 April 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement