Advertisement
UII Merevisi Kurikulum ke Arah Digital
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) merevisi kurikulum standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi ke arah berbasis digital demi merespons perkembangan teknologi industri. Perubahan kurikulum itu dilakukan berdasar atas kekhawatiran lulusan yang berpotensi kehilangan profesi karena ditelan perkembangan teknologi industri.
Rektor UII Nandang Sutrisno menjelaskan FTSP UII sebenarnya baru saja merevisi kurikulum berbasis KKNI. Namun revisi akan dilakukan lagi dengan menyesuaikan perkembangan teknologi atau datangnya era disrupsi yang dipicu revolusi industri 4.0. Revisi itu harus dilakukan karena industri 4.0 secara perlahan menghilangkan berbagai jenis profesi dan memunculkan profesi baru.
"Karena kami khawatir, jangan-jangan kami sedang mengajarkan mahasiswa untuk profesi yang sebenarnya itu sudah tidak ada. Sehingga kurikulum harus visioner bisa membaca gerak industri 4.0 secara benar," ucapnya di sela-sela serasehan dosen FTSP UII, Kamis (24/5/2018).
Ia menambahkan FTSP mulai mengkaji secara mendalam dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi industri 4.0, meski tidak harus direspons secara berlebihan. Selain itu, dunia pendidikan tidak hanya mengajarkan tentang industri tetapi juga terkait kearifan lokal. Melalui revisi kurikulum tersebut, diharapkan mampu melahirkan SDM kreatif, inovatif karena dengan itu lulusan bisa beradaptasi pada zaman apapun.
"Konten kolaborasi juga penting, tidak lagi berkompetisi berdiri sendiri tetapi bergabung. Perusahaan besar, mereka membangun jaringan perusahaan antara satu dengan yang lain terintegrasi secara digital," ucapnya.
Dekan FTSP UII Widodo menyatakan revisi kurikulum KKNI akan diarahkan pada kurikulum digital. Sejumlah proses mekanik yang dilakukan secara manual akan digeser ke arah digital.
Widodo mencontohkan proses pembangunan gedung 57 lantai bisa diselesaikan dalam waktu 19 hari karena proses perencanaan secara digital dengan perhitungan sangat matang dan minim terjadi kesalahan pasang. Sehingga, sarjana arsitektur atau teknik sipil tidak hanya menggambar di perencanaan tetapi juga membuat fabrikasi hingga rantai pasok material. Kenyataan itu akan membuat teknisi di lapangan menjadi tidak banyak dibutuhkan.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemlu Tanggapi Anggota Komite HAM PBB Terkait Netralitas Jokowi dalam Pemilu 2024
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Panduan Mudik Lebaran 2024 dari Tol Trans Jawa Menuju Tol Jogja-Solo: Tujuan Klaten, Gunungkidul, Kulonprogo dan Sleman
- TPA Piyungan Ditutup Permanen: Kota Jogja Perluas Kapasitas TPS3R untuk Desentralisasi Sampah
- Langgar Aturan, Sejumlah Tempat Hiburan Kena Semprit, Salah Satunya Milik Artis Nasional
- Antisipasi Cuaca Ekstrem, Masyarakat DIY Diminta Memangkas Pohon
- Pemda DIY Targetkan Jalan Godean Kembali Mulus Setelah Lebaran
Advertisement
Advertisement