Advertisement

Jelang HUT, Pemkab Gunungkidul Gelar Refleksi

Herlambang Jati Kusumo
Minggu, 27 Mei 2018 - 15:20 WIB
Arief Junianto
Jelang HUT, Pemkab Gunungkidul Gelar Refleksi Potong tumpeng dilakukan Bupati Gunungkidul, Badingah, saat memberi sambutan acara tirakatan Hari Jadi ke-187 Gunungkidul, di Bangsal Sewokoprojo, Sabtu (26/5/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Malam tirakatan Hari jadi ke-187 Gunungkidul menjadi refleksi Pemkab untuk bebenah.

Ketua pelaksana HUT ke-187 Gunungkidul Sudodo mengatakan tema Sengguh Tan Mingkuh tahun ini diartikan sebagai harapan, sikap percaya diri apa yang dilakukan, selalu rendah hati, namun selalu siap menghadapi tantangan dan pantang menyerah, penuh tanggung jawab.

Advertisement

“Harapan agar generasi muda Gunungkidul terus membangun semangat Gunungkidul untuk maju mandiri dan sejahtera. Mewariskan nilai luhur dan semangat guyub rukun dalam kearifan lokal mempertebal tekad, keyakinan dalam mengisi semangat kemerdekaan,” kata Sudodo, Sabtu (27/5/2018).

Bupati Gunungkidul Badingah mengajak bersama-sama untuk mengintrospeksi apakah sudah bekerja secara maksimal dan sejalan dengan visi misi. “Jangan tanyakan apa yang sudah diterima dari Gunungkidul, namun apa yang telah diberikan untuk Gunungkidul,” ucapnya.

Dia mendorong seluruh elemen untuk memajukan Gunungkidul, dengan kepercayaan diri namun tanpa kesombongan untuk menghadapi tantangan yang lebih berat kedepan. “Beberapa hal sudah dicapai, namun masih ada yang belum juga. Mari bersama-sama berkarya mengabdi untuk menjamin kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Pengisi refleksi malam tirakatan Dewan pertimbangan warisan budaya DIY dan sebagai Tim Ahli Cagar Budaya DIY, Yuwono Sri Suwito mengingatkan untuk para pegawai pemerintah menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

“Sawiji punya tujuan diarahkan kesatu hal, Greget berarti dinamik dan semangat, sengguh berarti percaya diri tetapi tidak kearah yang sombong, ora mingkuh berarti bertanggung jawab. DIY memiliki tata nilai budaya yang baik diterapkan,” ujarnya.

Selain itu Golong Gilig melambangkan persatuan dan kesatuan yang harus dijaga. Ia mengatakan apabila setiap pemimpin melandasi diri dengan falsah sawiji greget sengguh ora mingkuh dijiwai idealisme yang kuat komitmen tinngi, intregritas moral dan nurani yang bersih akan menjadi kesatria.

“Pemimpin harus menjadi kesatria satria, dapat diartikan selaras akal budi luhur, teladan, rela melayani inovatif, yakin dan percaya diri, ahli professional,”ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement