Advertisement

Berharap Panen Untung, Pedagang Daging Tunggu Momen Prepegan

Uli Febriarni
Jum'at, 08 Juni 2018 - 22:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Berharap Panen Untung, Pedagang Daging Tunggu Momen Prepegan Tim gabungan Pemkab Kulonprogo saat menyambangi pedagang daging di Pasar Sentolo Lama, Kecamatan Sentolo, Jumat (8/6 - 2018). Dalam sidak itu, petugas sekaligus menyampaikan imbauan kepada pedagang untuk tak menggunakan plastik berwarna hitam sebagai bungkus makanan. Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, WATES—Sejumlah pedagang daging ayam, daging sapi, ikan air tawar dan ikan laut menantikan momen prepegan. Di masa itu, aktivitas jual beli akan berlangsung pagi hingga petang, dan jumlah pembeli dan harga naik berkali lipat. Untuk saat ini, harga daging sapi masih terpantau stabil, yaitu berkisar Rp120.000 per kilogram (kg).

Seorang pedagang ikan di Pasar Wates, Sugiarti, mengatakan, prepegan atau hari terakhir puasa adalah momen yang paling ditunggu para pedagang. Pada saat itu, jumlah pembeli dan harga naik berkali-kali lipat. Perempuan yang mengaku telah berjualan ikan sejak 1998 itu menyebutkan, jika pada hari biasa ia menjual ikan paling banyak satu kuintal, saat prepegan ia bisa menjual lebih dari dua kuintal. Hanya saja, kondisi perniagaan akan kembali normal jika sudah lewat Idulfitri.

Advertisement

"Saya menjual sekitar 20 jenis ikan. Ikan laut saya dapatkan dari Pacitan, Semarang, dan Pantai Congot Kulonprogo. Kalau ikan tawar dipasok dari Klaten. Paling banyak dicari ikan gurami dan nila, kebanyakan pesanan rumah makan," kata dia, Jumat (8/6/2018).

Pedagang daging ayam, Ani Setyawati, mengungkapkan berdasar pengalaman tahun sebelumnya, kenaikan harga daging ayam bisa mencapai Rp15.000 per kg. Bila pada hari biasa daging ayam berkisar Rp35.000 per kg, saat Lebaran bisa menyentuh Rp50.000 per kg.

Menurut dia, kenaikan jumlah pembeli dan harga biasanya terjadi pada H-5 Idulfitri. Ia yang biasanya menjual 80 kg daging ayam per hari, saat mendekati Idulfitri bisa menjual lebih dari lima kuintal daging ayam. "Terlebih saat H-1 Lebaran [prepegan] pasar buka pagi hingga sore hari," tuturnya.

Pedagang lainnya, Lilik, menuturkan kenaikan jumlah pembeli dan harga daging sapi mulai terjadi sejak H-3 Lebaran. Saat Lebaran permintaan bisa naik lebih dari dua kali lipat. "Daging kami datangkan dari RPH Segoroyoso, Bantul," kata Lilik.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Drajat Purbadi, mengungkapkan jajarannya masih menemukan sejumlah pedagang yang membungkus daging menggunakan tas plastik berwarna hitam. Menurut dia, penggunaan plastik berwarna hitam sebagai kemasan bahan pangan merupakan tindakan berbahaya.

Tas plastik, terutama yang berwarna hitam adalah plastik daur ulang yang riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui. Selain itu, proses pembuatannya sering diberikan bahan tambahan, seperti antioksidan atau pewarna sehingga tidak layak digunakan.

"Riwayat penggunaan sebelumnya bisa apa saja, misalnya bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan, manusia atau logam berat," katanya saat menggelar inspeksi mendadak (sidak) produk beredar bersama tim gabungan di Pasar Sentolo Lama, Sentolo.

Drajat menambahkan, tas plastik warna hitam mengandung bahan yang bisa memicu kanker yang akan terlepas bebas bila dipanaskan. Ia menyarankan pedagang agar tidak menggunakan kantong kresek hitam untuk membungkus makanan atau daging. Pedagang dapat menggantinya dengan plastik bening.

Dalam sidak tersebut, selain menemukan daging dan jeroan yang dibungkus tas plastik warna hitam, penggunaan ember plastik berwarna hitam untuk wadah daging, tim juga menjumpai daging membiru di bagian sayap. Diduga sayap ayam terjepit kandang saat dibawa.

Seorang pedagang, Agus Tanto mengungkapkan, ia menggunakan tas plastik berwarna hitam karena permintaan pembeli agar daging ayam yang dibeli tidak terlihat dari luar. Namun biasanya ia akan mengemas terlebih dahulu daging dengan plastik warna putih. "Tahu kalau plastik hitam tidak boleh, tapi karena permintaan pembeli, ya masih pakai," ucapnya.

Sementara itu Mujiati mengaku lupa telah kehabisan stok plastik bening, sehingga ia mengemas dengan plastik warna hitam. "Biasanya pakai tas plastik putih. Saya tidak akan pakai plastik hitam lagi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement