Advertisement
Malioboro Padat, Becak dan Andong Jangan Berhenti di Tengah Jalan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Pada libur Lebaran tahun ini, lalu lintas Malioboro diperkirakan akan padat merayap. Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja mengimbau becak dan andong tidak berhenti di tengah jalan. Jika cowakan (tempat menunggu) penuh, kusir dan tukang becak diharapkan jalan terus.
"Sementara ini kami mohonkan [becak dan andong] tidak memenuhi Jalan Malioboro selama liburan. Tolong disesuaikan. Mungkin bisa parkir di Pintu gerbang Kepatihan [sisi barat]. Kan itu tidak dipakai. Bisa juga parkir di UPT Malioboro," ucap Kepala Bidang Penyelenggaraan Angkutan, Bimbingan Keselamatan dan Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan Kota Jogja Sugeng Sanyoto, Senin (11/6/2018).
Advertisement
Sugeng menambahkan, sesuai rencana yang telah disusun Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM (DPUP-ESDM) DIY, di pedestrian Malioboro sisi barat disediakan cowakan bagi andong dan becak. Untuk andong bisa menampung 27 kendaraan. Adapun becak sekitar 54.
Setelah revitalisasi sisi barat dimulai, tempat menunggu becak dan andong jadi lebih terbatas. Sebab, jalur lambat yang biasanya dipakai dijadikan jalur pedestrian. Kapasitas cowakan, dibandingkan dengan jumlah andong dan becak tentu tak seimbang.
Oleh karena itu, ucap Sugeng, kusir dan tukang becak mesti memakai cowakan secara bergiliran. Jika tak ada tempat yang kosong, maka mereka harus jalan terus untuk memutar. Jika saat memutar ada tempat kosong, barulah kusir dan tukang becak boleh berhenti.
"Senyampang belum tetap [kebijakan penataan becak dan andong Malioboro] kami minta parkir di dua titik [Pintu Gerbang Kepatihan dan UPT Malioboro] untuk berhenti sebentar. Sementara yang lain bisa menempati cowakan yang sudah disediakan," jelas Sugeng.
Cowakan-cowakan, meskipun belum jadi sempurna, kini sudah mulai berbentuk dan ditempati oleh kusir dan tukang becak. Karena saat ini proyek dihentikan sementara, beberapa becak nampak menunggu di beton yang akan jadi jalur pedestrian.
Sugeng mengungkapkan, imbauan ini sudah disampaikan kepada ketua komunitas andong dan becak. Ia mengklaim mereka sudah setuju untuk memakai cowakan secara bergiliran.
Salah satu kusir andong Malioboro Yitno Wiyono mengaku tak masalah jika harus bergiliran memakai cowakan atau mesti memutar jika cowakan penuh. Sebab, baginya tempat menunggu tidak hanya di Malioboro.
"Saya belum dikasi tahu. Tapi saya enggak masalah kalau harus muter lagi. Kalau ada tempat baru mampir. Wong tempat menunggu juga banyak, ada di Pasar Beringharjo dan Alun-Alun Utara. Kalau di sini padat ya ke sana aja," jelas Yitno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Petani Jateng Terima 10 Ribu Alsintan, Pj Gubernur Jateng Optimis Produksi Pangan Meningkat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- MPBI DIY Bakal Mengawal Penyaluran THR Lebaran yang Belum Tuntas
- 391 Jamaah Haji Kota Jogja Akan Berangkat Dalam 3 Kloter
- Januari-April, Belasan Anak di Jogja Terpapar Kasus Flu Singapur, Berikut Gejalanya
- 6 Pelaku Parkir Liar di Jalan Perwakilan Hanya Didenda Rp300 Ribu, Satpol PP Jogja: Terbukti Bersalah
- Gempa Pacitan M 5,1 Dirasakan Hingga Jogja, Warga Langsung Keluar Rumah
Advertisement
Advertisement