Advertisement

Tertimbun Tanah, Wisata Edukasi Terowongan Anjir Gagal Dibuka

Beny Prasetya
Rabu, 20 Juni 2018 - 19:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Tertimbun Tanah, Wisata Edukasi Terowongan Anjir Gagal Dibuka Beberapa akademisi dari UPN Veteran Yogyakarta meninjau terowongan di Dusun Anjir, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Jumat (11/5 - 2018)

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pengembangan eks lokasi tambang mangan menjadi objek wisata edukasi di Kecamatan Kokap dan Pengasih masih mengalami kendala. Hingga saat ini, kawasan yang meliputi Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih dan Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, belum bisa dibuka menjadi objek wisata. Sulitnya upaya membuka pintu terowongan di Anjir menjadi salah satu kendala yang dihadapi warga. Pintu masuk terowongan yang menghubungkan lokasi penambangan di Karangsari dan tempat pencucian material mangan di Dusun Kliripan, Desa Hargorejo, masih tertimbun tanah setinggi satu meter.

Ketua LPMD Desa Hargorejo, Sri Widodo, menyatakan rencananya pembukaan terowongan bekas tambang saat libur Lebaran gagal dilakukan karena timbunan tanah menutupi pintu terowongan masih tinggi. Kendala itulah yang membuat warga menunda pembukaan wisata edukasi itu. "Rencana awalnya bakal dibuka pada libur Lebaran, tetapi ternyata kami kewalahan membersihkan timbunan tanah di pintu masuk dan lantai terowongan," katanya saat ditemui Rabu (20/6/2016).

Advertisement

Timbunan tanah setinggi satu meter di dalam terowongan sepanjang hampir 500 meter itu harus digali dengan cara manual. Menurut Sri Widodo, hal tersebut membutuhkan pemetaan, pasalnya pengerukan yang dilakukan asal-asalan justru berpotensi menghancurkan dinding atau lantai terowongan. "Rencananya bakal ada penelitian penelitian dari akademisi UPN Veteran Yogyakarta, kemudian akan ada informasi dari mereka soal pertambangan," katanya.

Kendala serupa juga dialami warga di Dusun Kliripan. Selain proses pembelian tanah oleh Pemkab Kulonprogo yang hingga saat ini belum rampung, pembukaan tiga pintu tambang juga belum terlaksana karena material yang menutupi pintu tambang sulit dibersihkan. Warga membutuhkan alat berat untuk pembersihan.

Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Untung Waluyo, mengaku jajarannya tidak bisa membantu banyak dalam pembukaan pintu tambang. Pasalnya semua lahan merupakan lahan pribadi warga dan belum menjadi lahan pemerintahan. "Jadi akan dibuat lokasi untuk edukasi budaya tambang di Kulonprogo, tetapi saat ini masih proses pembelian lahan dan benda-benda tambang lainnya, jadi kami belum bisa berbuat banyak," katanya, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement