Advertisement
Pemkab Bantul Klaim Hampir Semua Nelayan Ikut Asuransi
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL--Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul, mengklaim hampir semua nelayan di wilayahnya terdaftar dalam asuransi kecelakaan. Tahun ini, dinas bahkan sudah menyiapkan 250 kuota nelayan mendapat bantuan premi asuransi nelayan (BPAN).
"Tahun lalu ada 136 nelayan dapat BPAN, 2017 ada 102 nelayan. Tahun ini sudah disiapkan 250 nelayan," kata Kepala Seksi Pengendalian Perikanan dan Prasarana Perikanan Tangkap, Diperpautkan Bantul, Susilartati, Selasa (26/6/2018).
Sementara jumlah nelayan yang tercatat sampai saat ini dan dibuktikan dengan kartu nelayan, kata Susilartati, ada 575 orang. Dia menyatakan hampir semua nelayan mendapat bantuan premi asuransi kecelakaan.
Bantuan premi asuransi nelayan tersebut berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Diperpautkan hanya memfasilitasi dan menyeleksi nelayan yang memenuhi syarat mendapat BPAN. Namun bantuan premi asuransi itu hanya berlaku selama setahun dengan nilai premi per nelayan Rp175.000.
"Selanjutnya nelayan harus membayar premi secara mandiri," ujar Susilartati. Menurut dia, bantuan premi asuransi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut bekerja sama dengan salah satu perusahaan asuransi, namun bukan BPJS Ketenagakerjaan seperti yang diberitakan sebelumnya.
Dalam bantuan premi asuransi yang berlaku selama setahun itu, nelayan mendapat tanggungan Rp200 juta jika meninggal dunia saat kecelakaan kerja di laut. Kematian selain kecelakaan kerja mendapat tanggungan Rp150 juta, cacat tetap Rp100 juta, dan biaya pengobatan Rp20 juta.
Sementara untuk premi asuransi mandiri setelah satu tahun, Susilartati tidak mengetahui detailnya, karena ada perhitungan tersendiri dari perusahaan asuransi. Pihaknya akan mendorong semua nelayan tetap ikut asuransi secara mandiri setelah BPAN selesai, karena pekerjaan nelayan cukup berisiko.
"Sejak 2016 setahu kami belum pernah ada nelayan yang mengklaim asuransi. Kami memang genjar menyelenggarakan workshop keselamatan kerja bagi nelayan," ujar dia.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul, Suyanto menjelaskan jumlah nelayan di Bantul sekitar 826 orang, dan jumlah kapal sekitar 400 unit. Setiap melaut satu kapal minimal berisi dua nelayan. Dari jumlah nelayan tersebut, dikatakan Suyanto, yang sudah terdaftar asuransi kecelakaan, baru sekitar 400 nelayan.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
Advertisement
Advertisement