Advertisement

Perbaiki Satu Drainase Saja, Pemkot Jogja Rogoh Rp11 Miliar

Salsabila Annisa Azmi
Rabu, 04 Juli 2018 - 18:50 WIB
Bhekti Suryani
Perbaiki Satu Drainase Saja, Pemkot Jogja Rogoh Rp11 Miliar Ilustrasi dana atau anggaran. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Mengantisipasi terjadinya banjir dan genangan di ruas jalan Kota Jogja, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Kota Jogja memperbaiki lima drainase di titik-titik genangan terparah. Selain genangan, sumur resapan di Kota Jogja yang masih kurang juga menjadi penyebab banjir langganan.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPKP Kota Jogja, Aki Lukman Noor Hakim mengatakan tahun ini akan dilakukan perbaikan drainase di Jalan Babaran, Jalan Tegalrejo, Jalan Wirobrajan dan Jalan Bimasakti. Saat ini, perbaikan drainase Jalan Bimasakti sudah dilakukan. "Kalau yang di ruas Jalan Babaran itu akan kami lakukan perbaikan konstruksi drainase. Sudah berkali-kali ambrol karena terlalu tipis. Anggaran untuk Babaran sendiri sudah Rp11 Miliar," kata Aki.

Advertisement

Aki mengatakan pada 2019 perbaikan ruas Jalan Babaran akan diperpanjang jaraknya hingga Kali Belik dan Simpang Glagahsari. Aki mengatakan di kawasan tersebut banyak kampung kebanjiran ketika DIY memasuki musim penghujan. Perbaikan yang dilakukan di kawasan tersebut adalah penebalan konstruksi drainase. Sementara untuk ruas jalan lainnya akan dilakukan pengerukan lumpur dan limbah rumah tangga.

Aki menambahkan pemilihan drainase yang akan diperbaiki berdasar pada pengamatan tahunan. Sejak melakukan kajian pada 2013, DPUPKP Kota Jogja menemukan 55 titik genangan di Kota Jogja yang sudah tidak layak. Tahun ini, Aki mengatakan, tersisa 21 titik drainase tidak layak yang belum diperbaiki karena belum dapat terpenuhi oleh APBD tahun ini.

Sedangkan pada 2017, Aki memaparkan ada 5 titik genangan yang diperbaiki drainasenya seperti jalan Cendana, jalan jambon, Jalan Perwakilan, dan Jalan Suryadiningratan. Pada 2019 nanti DPUPKP Kota Jogja akan memeperbaiki drainase di Jalan Menteri Supeno, Jalan Pakuningratan, Jalan Wiratama Timur, Jalan Sorogenen, Jalan Bener, Jalan Sorosutan dan ruas jalan lain yang belum tercover APBD tahun ini.

Aki mengatakan evaluasi titik genangan dan pemeriksaan drainase rutin dilakukan setiap 5 tahun sekali. Lebih jauh, Aki mengatakan ada beberapa hal yang mempengaruhi perubahan titik genangan, antara lain faktor hujan dan faktor manusia.

"Kepadatan pemukiman juga mendesak, tetapi yang paling berpengaruh ya curah hujan tinggi. Faktor manusia juga, suka seenaknya buang limbah cuci piring ke drainase," kata Aki.

Lebih jauh Aki menghimbau pada masyarakat agar tidak mengalirkan limbah rumah tangganya ke pralon-pralon yang ada di drainase. Sebab kegiatan tersebut dapat mencemari air yang mereka konsumsi sehari-hari.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemulihan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Jogja Budi Raharja mengatakan pemeliharaan drainase harus diimbangi dengan pengadaan sumur resapan. Budi mengatakan hingga kini masih banyak kawasan pemukiman padat di Kota Jogja yang belum memiliki sumur resapan.

"Begitu banjir, air limbah rumah tangga yang di drainase tercampur dengan sumur di rumah warga. Akibatnya akan banyak e coli penyebab penyakit," kata Budi, Rabu (4/07/2018). Lebih jauh, Budi mengatakan, sumur resapan hendaknya dibangun 10 meter dari pemukiman warga yang memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement