Advertisement

Banyak Orang Kaya Mengaku Miskin di Bantul

Ujang Hasanudin
Rabu, 18 Juli 2018 - 07:50 WIB
Bhekti Suryani
Banyak Orang Kaya Mengaku Miskin di Bantul Ilustrasi kemiskinan. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Validasi data kemiskinan menjadi sorotan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Bantul dalam pembahasan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Perubahan 2016-2021 di Hotel Ros In, Selasa (17/7/2018). Data kemiskinan yang ditetapkan Pemerintah Pusat dituding menjadi penyebab masih tingginya angka kemiskinan di Bantul.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Fenty Yustidayati mengaku banyak orang yang sebenarnya mampu di Bantul namun masih tetap mengaku miskin dan menerima bantuan. Karena itu kemiskinan di daerah ini masih tetap tinggi.

Advertisement

"Dalam beberpa kesempatan sarasehan di sejumlah kecamatan, banyak lurah dan dukuh yang mengeluh data kemiskinan tidak sesuai dengan di lapangan. Banyak yang sudah tidak miskin tapi kok tetap mengaku miskin," kata Fenty, Selasa.

Sampai saat ini data warga miskin di Bantul berdasarkan penghitungan Badan Pusat Statistik (BPS) masih di angka sekitar 139.600 atau sekitar 14,07% dari total jumlah penduduk. Menurut Fenty yang menentukan warga miskin di Bantul adalah Kementerian Sosial (Kemensos) sehingga tidak mudah untuk mengubah data.

Kendati masih ada data kemiskinan yang tidak sesuai, pihaknya terus berupaya mengentaskan angka kemiskinan di Bantul melalui berbagai program yang digulirkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Dalam RPJMD Perubahan ini, semua OPD diminta untuk memfokuskan program yang mengarah pada sasaran.

Program tersebut di antaranya adalah yang bisa menurunkan beban hidup masyarakat, program pemberdayaan melalui pelatihan-pelatihan dan bantuan modal usaha, serta program padat karya. Fenty berharap sampai 2021 mendatang kemiskinan di Bantul turun sebear 5,8%.

Kepala Bidang Perencanaan, Bappeda DIY, Ni Made Dwipanti mengatakan sepakat perlu adanya validasi data antara BPS dan data yang diverifikasi oleh kabupaten dan kota, "Sepanjang data belum klop perlu ada inisiasi bersama," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Densus 88 Menangkap Lagi Satu Terduga Teroris, Total Delapan Orang

News
| Jum'at, 19 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement