Advertisement
Revolusi Industri, Kampus Pariwisata Harus Ubah Kurikulum
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kemenristekdikti mendorong perguruan tinggi pariwisata untuk mengubah kurikulum seiring masuknya tourism 4.0. Road map kurikulum pendidikan tinggi pariwisata akan segera disusun bersama dengan Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (Hildiktipari).
Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo menjelaskan hampir semua industri saat ini sedang mengalami revolusi industri 4.0 termasuk industri pariwisata. Saat ini sudah muncul tourism 4.0 di dunia pariwisata, sehingga kebutuhan sumber daya manusia yang berkompeten di bidang pariwisata ikut berubah. Terutama dengan banyaknya penerapan layanan teknologi pariwisata.
"Sehingga perlu disusun kurikulum baru di sekolah atau perguruan tinggi pariwisata supaya bisa menghasilkan lulusan yang kompetensinya sesuai dengan kebutuhan tourism 4.0," kata dia dalam Munas Hildiktipari di Kampus Stipram Yogyakarta, Jumat (20/7/2018).
Patdono mengakui perubahan itu tidak bisa hanya dilakukan satu atau dua perguruan tinggi pariwisata. Namun harus dilakukan seluruh perguruan tinggi pariwisata di Indonesia. Ia meminta kepada Hikdiktipari untuk segera membentuk tim pembentukan kurikulum atau pembuatan road map pendidikan pariwisata di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan tourism 4.0.
"Nanti kami dari Kemenristekdikti yang akan melakukan supervisi," ujarnya.
Ia mengatakan kompetensi digital perlu ditambahkan dalam kurikulum pendidikan pariwisata. Karena hampir semua layanan pariwisata menggunakan teknologi baru yang memerlukan kompetensi bidang digital.
Ketua Hildiktipari Suhendroyono sepakat dengan perlunya perubahan kurikulum, apalagi saat ini pariwisata menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat. Ia mencontohkan jika dahulu kebutuhan utama masyarakat adalah sandang pangan, papan, maka pangan saat ini sudah menjadi bagian dari pariwisata yaitu wisata kuliner. Selain itu, anak muda era kini lebih senang instan, salah satu upaya mengubah pola pikir itu adalah melalui kegiatan pariwisata seperti kuliner atau kunjungan ke destinasi wisata.
"Memang perlu ada varian kurikulum pariwisata. Apalagi respons pemerintah saat ini terhadap pendidikan pariwisata sangat besar, karena pariwisata saat ini jadi tumpuan," kata dia.
Selain kurikulum, kata dia, status prodi juga penting dalam mendukung sumber daya manusia (SDM) pariwisata yang berkompeten. Terutama berkaitan dengan industri pariwisata yang biasanya program vokasi atau diploma.
Sayangnya politeknik pariwisata sebagai penghasil SDM terapan di Indonesia sangat minim. Selain itu industri atau instansi pemerintah kurang memberikan pengakuan terhadap lulusan diploma. Contohnya, lulusan sarjana terapan atau D4 hanya diakui sebagai lulusan D3, ketika ada lowongan level sarjana S1 mereka tidak bisa masuk.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jalan-jalan Keliling Destinasi Wisata, Cek Jalur Trans Jogja!
- Top 7 News Harianjogja.com Rabu 24 April 2024: PPDB Kelas Olahraga hingga Hasil Arsenal vs Chelsea Skor 5-0
- Rekrutmen Badan Ad Hoc Pilkada 2024 Dimulai, Bawaslu DIY Beri Catatan Ini untuk KPU
- Pelaku UMKM di Jogja Didorong Segera Urus Sertifikasi Halal Sebelum Oktober 2024
- Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
Advertisement
Advertisement