Advertisement

Revolusi Industri, Kampus Pariwisata Harus Ubah Kurikulum

Sunartono
Sabtu, 21 Juli 2018 - 11:10 WIB
Laila Rochmatin
Revolusi Industri, Kampus Pariwisata Harus Ubah Kurikulum Ilustrasi mahasiswa. - Harian Jogja/Desi Suryanto

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Kemenristekdikti mendorong perguruan tinggi pariwisata untuk mengubah kurikulum seiring masuknya tourism 4.0. Road map kurikulum pendidikan tinggi pariwisata akan segera disusun bersama dengan Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (Hildiktipari).

Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo menjelaskan hampir semua industri saat ini sedang mengalami revolusi industri 4.0 termasuk industri pariwisata. Saat ini sudah muncul tourism 4.0 di dunia pariwisata, sehingga kebutuhan sumber daya manusia yang berkompeten di bidang pariwisata ikut berubah. Terutama dengan banyaknya penerapan layanan teknologi pariwisata.

"Sehingga perlu disusun kurikulum baru di sekolah atau perguruan tinggi pariwisata supaya bisa menghasilkan lulusan yang kompetensinya sesuai dengan kebutuhan tourism 4.0," kata dia dalam Munas Hildiktipari di Kampus Stipram Yogyakarta, Jumat (20/7/2018).

Patdono mengakui perubahan itu tidak bisa hanya dilakukan satu atau dua perguruan tinggi pariwisata. Namun harus dilakukan seluruh perguruan tinggi pariwisata di Indonesia. Ia meminta kepada Hikdiktipari untuk segera membentuk tim pembentukan kurikulum atau pembuatan road map pendidikan pariwisata di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan tourism 4.0.

"Nanti kami dari Kemenristekdikti yang akan melakukan supervisi," ujarnya.

Ia mengatakan kompetensi digital perlu ditambahkan dalam kurikulum pendidikan pariwisata. Karena hampir semua layanan pariwisata menggunakan teknologi baru yang memerlukan kompetensi bidang digital.

Ketua Hildiktipari Suhendroyono sepakat dengan perlunya perubahan kurikulum, apalagi saat ini pariwisata menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat. Ia mencontohkan jika dahulu kebutuhan utama masyarakat adalah sandang pangan, papan, maka pangan saat ini sudah menjadi bagian dari pariwisata yaitu wisata kuliner. Selain itu, anak muda era kini lebih senang instan, salah satu upaya mengubah pola pikir itu adalah melalui kegiatan pariwisata  seperti kuliner atau kunjungan ke destinasi wisata.

"Memang perlu ada varian kurikulum pariwisata. Apalagi respons pemerintah saat ini terhadap pendidikan pariwisata sangat besar, karena pariwisata saat ini jadi tumpuan," kata dia.

Selain kurikulum, kata dia, status prodi juga penting dalam mendukung sumber daya manusia (SDM) pariwisata yang berkompeten. Terutama berkaitan dengan industri pariwisata yang biasanya program vokasi atau diploma.

Sayangnya politeknik pariwisata sebagai penghasil SDM terapan di Indonesia sangat minim. Selain itu industri atau instansi pemerintah kurang memberikan pengakuan terhadap lulusan diploma. Contohnya, lulusan sarjana terapan atau D4 hanya diakui sebagai lulusan D3, ketika ada lowongan level sarjana S1 mereka tidak bisa masuk.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo

News
| Kamis, 25 April 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement