Advertisement
Parang Rusak Juara Pertama Cerpen Sejarah Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Cerpen sejarah berjudul Parang Rusak karya Sulfiza Ariska menjuarai Lomba Penulisan Cerpen Sejarah yang digelar Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Jogja. Sulfiza berhak membawa pulang trofi, sertifikat dan uang pembinaan senilai Rp3 juta.
Cerpen Parang Rusak mampu menyisihkan lima karya cerpen lainnya yang masuk nominasi antara lain, Cunduk Ular karya Theopilus Yudi Setiawan dan Asal Usul Wong Kalang Kotagede (Albertus Sartono). Jika Cunduk Ular dinobatkan juara kedua, maka Asal Usul Wong Kalang Kotagede menyabet juara ketiga. Masing-masing mendapat trofi, sertifikat dan uang pembinaan Rp2 juta dan Rp1,5 juta.
Advertisement
Di posisi juara harapan, karya Rosita Nur Anarti berjudul Rembulan Kuning di atas Plengkung Gading meraih harapan I, Surat Sejarah Tan Jin Sing (Asal Usul Kampung Pecinan Ketandan Yogyakarta) oleh Hening Nugroho harapan II, dan Raden Rangga karya Mulyantara meraih harapan III. Mereka juga berhak mendapatkan trofi, sertifikat dan uang pembinaan senilai Rp1 juta dan Rp500.000. Lomba penulisan cerpen ini memperebutkan total hadiah Rp8,5 juta.
Kepala Seksi Sejarah Bidang Sejarah dan Bahasa Disbud Jogja Fitria Dyah Anggraeni mengatakan lomba tersebut digelar untuk menanamkan pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan juga memberikan pengetahuan mengenai peristiwa sejarah lokal di Kota Jogja. "Nantinya sepuluh karya terbaik akan dikompilasi menjadi buku untuk dokumentasi karya terbaik tahun ini. Ini diberikan sebagai apresiasi kepada peserta dan juga memberi akses bagi warga untuk memahami peristiwa sejarah melalui karya sastra," katanya di sela-sela pengumuman pemenang di Resto Uma Dapur Indonesia, Jumat (20/7/2018) malam.
Kompetisi tersebut mengambil tema Menggali Potensi Sejarah Lokal di Kota Yogyakarta. Lomba diadakan mulai 20 Mei sampai 8 Juni 2018 untuk pengumpulan naskahnya. "Hasilnya telah terkumpul sebanyak 54 naskah dari peserta dari berbagai latar belakang dan juga usia," ujarnya.
Dari 54 naskah tersebut dewan juri yang terdiri dari para ahli sejarah dan sastra yakni Bahauddin (UGM), Sardiman (UNY), Zainal Fanani (pemerhati pendidikan), Sudarmaji (Balaidikmen DIY) dan Mustofa W Hasyim (DKKY Kota Jogja) menyeleksi ketat, kemudian menentukan enam nomine pada 5 Juli 2018. Keenam naskah kemudian dipresentasikan oleh peserta. Presentasi dilakukan pada 11 Juli 2018 di Cafe Cangkir 6 Bintaran Tengah untuk menentukan juara.
"Penilaian untuk presentasi ini memang tidak terlalu besar karena tahap presentasi ini salah satu cara untuk cross check keaslian gagasan dan juga pemahaman penulis," jelasnya.
Sulfiza Ariska penulis cerpen Parang Rusak mengaku senang dengan penghargaan tersebut. Menurutnya, para juri yang menyeleksi seluruh naskah memahami betul liku-liku sejarah Jogja. "Karya sastra sangat diapresiasi. Ini bagus agar masyarakat juga bisa terlibat langsung untuk memahami sejarah di daerahnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Selebgram Ini Bagikan Kondisi Putrinya yang Masih Balita Dianiaya oleh Pengasuh
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement