Advertisement

Kembangkan Potensi Budaya Lokal, Disbud DIY Gelar Festival Upacara Adat

Uli Febriarni
Minggu, 22 Juli 2018 - 18:55 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Kembangkan Potensi Budaya Lokal, Disbud DIY Gelar Festival Upacara Adat Penampilan salah satu kontingen dalam Festival Upacara Adat DIY 2018 yang digelar di Alun-Alun Wates, Minggu (22/7 - 2018). Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGOFestival Upacara Adat DIY 2018 yang digelar di Alun-Alun Wates, Minggu (22/7/2018), berkomitmen menyuguhkan tontonan sekaligus tuntunan kepada generasi muda. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Budi Wibowo, menuturkan festival yang diikuti kontingen dari empat kabupaten dan satu kota di DIY berisikan konten-konten lokal yang bukan hanya harus dilestarikan, namun juga disosialisasi dan dikembangkan.

Dari konten yang dihadirkan peserta festival, masyarakat bisa melihat ada kebersamaan dan unsur guyub di dalamnya tanpa menghilangkan tuntunan serta filosofi yang ada dalam tiap upacara adat yang dapat menjadi contoh bagi generasi muda ke depannya. Apalagi mewariskan filosofi dari tradisi dan budaya kepada anak muda menemukan tantangan berat.

Advertisement

"Harus dikembangkan karena pada ujungnya, nilai-nilai yang ada di dalam upacara adat ini bisa membentuk warga DIY yang lebih berkarakter dan berbudaya," kata Budi Wibowo saat ditemui di sela-sela festival, Minggu.

Kepala Disbud Kulonprogo, Untung Waluyo, meyakini kandungan tuntunan dalam festival tersebut dapat menginspirasi semua pihak, dan pada akhirnya dapat mendorong terwujudnya manusia Jogja yang lebih istimewa, berkarakter dan berbudaya. Selain itu, ajakan melestarikan dan mengembangkan budaya bukan hanya semata-mata untuk kebudayaan itu sendiri, melainkan juga kebudayaan untuk pendidikan, kebudayaan untuk pariwisata, kebudayaan untuk ekonomi, ketahanan pangan, kebudayaan untuk pemberdayaan masyarakat dan keterlindungan masyarakat.

Pemilihan Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo untuk mewakili Kulonprogo dalam festival karena Disbud memiliki program pengembangan kawasan di desa itu, yakni Kampung Nusantara. Disbud juga mendorong warga Girimulyo agar mengembangkan potensi termasuk dari segi pemberdayaan masyarakat. Tradisi upacara adat di Kulonprogo bukan hanya Kembul Sewu Dulur dan Guyang Jaran yang biasa digelar di Bendung Kayangan, melain juga upacara adat di Sendang Pengilon dan Sendang Kamulyan. "Lewat upacara adat terutama di sejumlah situs, kami mencoba memberikan inspirasi dan proses pembelajaran bagi warga," tuturnya.

Salah seorang peserta kontingen Kota Jogja, Desti Pratiwi, mengaku baru pertama mengikuti festival upacara. Dia mengaku sangat antusias karena biasanya dalam event atau lomba yang banyak terlibat adalah orang-orang yang bisa menari dan bermain teater. Namun dalam festival ini setiap masyarakat bisa berpartisipasi.

"Kalau mau mengajak anak muda ya harus pintar-pintar merayu, misalnya dengan mengatakan untuk apa kalian marah-marah ketika budaya kalian direbut atau diakui sebagai budaya negara lain? Sementara sikap kalian seperti ini ketika diajak melestarikannya," kata dara berusia 23 tahun itu.

Dalam festival yang disaksikan ribuan warga dan pejabat perwakilan daerah asal kontingen, kontingen dari Kulonprogo menampilkan upacara adat Kembul Sewu Dulur dan Guyang Jaran, kontingen Kabupaten Bantul menampilkan Gilanglipuro, kontingen Gunungkidul membawa upacara adat Watu Manten, kontingen Kabupaten Sleman mengusung upacara adat Wiwit Agung, dan kontingen Kota Jogja menampilkan upacara adat Bakdo Kupat.

Upacara adat Kembul Sewu Dulur dan Guyang Jaran berlatar belakang sejarah di Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo. Pada zaman dahulu, penduduk setempat mengalami kesulitan air irigasi untuk lahan pertanian. Padahal di wilayah tersebut terdapat sungai besar dengan air yang melimpah. Suatu hari, wilayah tersebut kedatangan seorang sesepuh bernama Mbah Bei dan para pengikutnya. Mbah Bei selanjutnya mengajak warga membuat bendungan. Setelah itu air sungai dialirkan ke lahan pertanian yang ada, sehingga masyarakat dapat bercocok tanam serta menuai hasil panen yang baik. Upacara Kembul Sewu Dulur dilakukan untuk mengenang jasa Mbah Bei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Dilanda Hujan Hari Ini

News
| Rabu, 24 April 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement