Advertisement

28 Tahun Balai Budaya Minomartani, Setia Menjadi Tempat Berkesenian

Bernadheta Dian Saraswati
Rabu, 15 Agustus 2018 - 05:17 WIB
Nina Atmasari
28 Tahun Balai Budaya Minomartani, Setia Menjadi Tempat Berkesenian Salah seorang penari muda tampil dalam acara ulang tahun Balai Budaya Minomartani (BBM), Senin (13/8/2018). - Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Warga Minomartani merayakan ulang tahun Balai Budaya Minomartani (BBM) ke-28, Senin (13/8/2018) malam. Bangunan yang dikembangkan dengan dana swadaya masyarakat ini sudah banyak melahirkan sederet seniman terkenal di Jogja.

Selaku pembina, Tri Giovanni menjelaskan Balai Budaya Minomartani sudah berdiri sejak zaman orde baru. Pada zaman itu masyarakat kehilangan ruang publik untuk berkumpul karena banyak dikuasai para penguasa negara dan sangat administratif jika ada masyarakat yang ingin menggunakan ruang publik.

Untuk itu, ia dan beberapa penggiat seni lainnya memanfaatkan tanah milik Puskat atau Pusat Kateketik untuk dimanfaatkan sebagai ruang publik. “Lalu kami mendirikan BBM ini dengan mengadopsi banjar di Bali, yaitu tempat berkumpul. Kemudian tempat ini dipakai siapapun untuk pengembangan budaya. Ditempatkanlah wayang dan gamelan di sini untuk perekat masyarakat,” kata Tri pada Harianjogja.com, Senin (13/8/2018) malam.

BBM beralamat di Tegalrejo RT 32/RW 12 Minomartani, Ngaglik, Sleman. Berbagai kegiatan kesenian dan budaya bisa dilakukan di joglo BBM ini. Tidak hanya masyarakat Minomartani, kalangan mahasiswa, dan orang luar yang ingin belajar budaya bisa datang ke tempat ini.

“Di sini yang tidak boleh masuk adalah kegiatan yang mengandung agama. Kenapa? Supaya tidak membuat orang takut ke sini,” lanjutnya.

Berbagai kalangan belajar mendalang di BBM dengan otodidak. Sang legendaris pencipta wayang kancil, Mbah Ledjar Subroto juga tumbuh dan berkembang di BBM. Sebelum meninggal pada 2017 lalu, ia membuat seperangkat wayang kancil untuk ditempatkan di BBM. Untuk menghormati jasa-jasanya, pengurus BBM dan masyarakat selalu menggelar pementasan wayang kancil setiap bulan selama setahun.

“Dalangnya ya kami-kami ini yang mau belajar dalang. Ada yang latar belakangnya dosen, doktor sastra Inggris, ada yang anggota dewan di Gunungkidul, ada pula yang hanya buruh serabutan,” kata Tri.

Selain Mbah Ledjar, BBM sudah berhasil mencetak seniman berbakat seperti Wigung Wratsongko, sang master ceremony (MC) kondang di Jogja.

Siapapun bisa menggunakan joglo BBM secara gratis. Beberapa kegiatan juga disiarkan di radio komunitas BBM dengan frekuensi 107.7 FM. “Harapan saya BBM akan hidup terus untuk membuat orang senang. Semakin hidupnya senang, semakin pikirannya positif,” katanya.

Pada ulang tahun BBM ke-28 tersebut juga dipentaskan wayang kancil dengan lakon Ngumpulne Balung Pisah yang dibawakan dalang Ki Heri Nugroho, salah satu anggota DPRD Gunungkidul. Ada pula aneka tarian anak-anak, pertunjukan karawitan Wredharini dam karawitan Waniwirang dari mahasiswa Vokasi UGM.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement