Advertisement

SOSOK: Truk, Antara Hobi dan Naluri

Irwan A Syambudi
Rabu, 12 September 2018 - 20:20 WIB
Arief Junianto
SOSOK: Truk, Antara Hobi dan Naluri Umik Syarifah Firdausi. - Harian Jogja/Irwan A. Syambudi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Sopir truk adalah pekerjaan yang identik dengan pekerjaan kasar, sehingga banyak di antaranya dikerjakan oleh kaum laki-laki. Namun itu tidak jadi alasan bagi ibu delapan anak asal Jember ini.

Umik Syarifah Firdausi, 39, membesarkan delapan anaknya sendiri dengan bekerja sebagai sopir truk. Setidaknya, ia sudah menekuni pekerjaan itu selama 10 tahun terakhir.

Advertisement

Jemari kekar Umik, seolah bercerita bagaimana selama satu dasawarsa terakhir, dia memang mengakrabi pekerjaannya sebagai sopir truk. Di tangannya, bak truk berisi aspal, pasir, dan batu diangkut dari satu tempat ke tempat lainnya.

“Ini [sopir truk] adalah hobi saya. Saya belajar nyetir truk pertama pada 2005, latihan keliling Jember. Semua adalah keinginan saya sendiri," kata dia, Sabtu (8/9/2018).

Lantaran sudah hobi, pekerjaan sebagai sopir truk yang banyak diemban laki-laki, dia tetap merasa nyaman. Terlebih banyak kawan-kawan dan keluarga yang mendukungnya.

Sekian lama berkecimpung sebagai sopir truk, kini Umik telah memiliki dua truk. Satu truk jenis dump yang bisa ia kemudikan untuk mengangkut aspal, pasir, dan batu. Sedangkan satu truk lainnya adalah jenis truk ekspedisi yang biasa ia gunakan untuk mengangkut buah-buahan dan sayur.

Bekerja sebagai sopir truk, jelas jangan dibayangkan bakal memiliki penghasilan yang tetap. Saat bekerja pada sebuah perusahaan, mungkin dia bisa dibayar per bulan. Namun ketika setelah memutuskan untuk bekerja sendiri dan tidak ada permintaan angkut, penghasilannya pun naik turun.

Meski begitu dia tetap bersyukur, terlebih sebagai single parent, dia mampu menghidupi delapan anaknya dari penghasilan sebagai sopir truk. "Anak saya delapan, ada yang sudah sekolah SMA, pesantren dan ada yang masih kecil," kata perempuan yang hanya mengenyam pendidikan hingga jenjang sekolah menengah atas ini.

Sebagai sopir truk, Umik mengaku ada suka dan duka yang ia rasakan. Dukanya adalah ketika harus meninggalkan anak-anak beberapa hari untuk mengemudikan truk hingga luar daerah. Paling jauh kata dia selama ini ia mengemudikan truk sendiri hingga Solo dan Semarang.

Lantaran hobinya pada otomotif, truk ekspedisi milinya kini ia modifikasi. Truk ia cat dengan warna biru dengan gradasi hijau yang dipadu dengan lukisan penari dengan baju adat Kalimantan. Sedangkan untuk kabin truk ia lengkapi dengan jok modifikasi, lampu, audio, dan pendingin udara.

Meskipun modifikasi belum rampung 100 persen, tetapi truknya itu untuk pertama kalinya ia ikutkan dalam kontes modifikasi truk di Jogja Truck Festival 2018 di Jogja Expo Center (JEC).

Sementara itu saat ditanya biaya modifikasi Truk Mitsubhisi Fuso Colt Diesel miliknya itu ia tak mau menyebutkan besarannya. "[Modifikasi] habis berapa, tidak dihitung karena hobi. Umik tidak bisa lepas dari dunia otomatif, terutama yang menantang uji adrenalin, cari uang nomor sekian," katanya saat ditemui di JEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement