Advertisement

Proyek Kereta Bandara, Pemdes di Temon Belum Peroleh Sosialisasi

Uli Febriarni
Senin, 17 September 2018 - 12:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Proyek Kereta Bandara, Pemdes di Temon Belum Peroleh Sosialisasi Kondisi Stasiun Kedundang, Temon. JIBI/Dokumen

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sejumlah desa yang diperkirakan terdampak pembangunan jalur kereta api (KA) terintegrasi dengan New Yogyakarta International Airport (NYIA) mengaku belum mendapatkan sosialisasi. Desa-desa tersebut beberapa di antaranya adalah Desa Kedundang, Kaligintung, Kalidengen dan Kulur. Desa-desa di Kecamatan Temon ini dimungkinkan terdampak pembangunan jalur apabila jalur KA dibangun dalam wujud persimpangan dibuat dari Stasiun Kedundang.

Kepala Dusun Siwates, Desa Kedundang, Ribut Yuwono, mengatakan pemetaan lahan yang akan dilalui jalur KA termasuk tes tanah dengan kedalaman 30 meter untuk trase sudah dilakukan. Nama-nama pemilik tanah terdampak juga sudah didata.

Advertisement

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, tanah yang dibutuhkan untuk trase KA lebarnya 30 meter, dari as ke kanan 15 meter dan ke kiri 15 meter. Rencana awal, jalur bakal melintas di calon lokasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama di Dusun Siwates sebelah SD Trukan. Namun setelah dikoordinasikan, jalur digeser sehingga ada sekitar tujuh unit rumah yang terdampak. "Namun sosialiasi [pembangunan jalur] belum ada," ujar dia, Sabtu (15/9/2018).

Kades Kedundang, Abdul Rosyid, mengatakan rencana pembangunan jalur KA bandara berdampak terhadap harga tanah di masyarakat. Ada tren fluktuasi harga tanah pasca pembebasan lahan NYIA dan rencana pembangunan trase KA NYIA.

Kades Kaligintung, Hardjono, menjelaskan dalam rangka perencanaan pembangunan, pernah dilakukan proses pengecekan dan pemetaan tanah. Pemdes juga sudah menyerahkan nama-nama warga pemilik lahan sesuai pemetaan awal. Dari pemetaan awal diketahui titik-titik lokasi yang akan terdampak pembangunan jalur KA, misalnya Stasiun Kedundang, Pasar Glondong, menuju ke barat lalu belok ke selatan melintasi Desa Kalidengen dan seterusnya sampai ke NYIA. "Namun sejauh ini hanya pendataan saja, belum ada sosialisasi," ujarnya.

Pemdes dan warga setempat terdampak pembangunan jalur KA, sangat berharap perihal rencana pembangunan bisa dijelaskan secara rinci dalam sosialisasi. Sehingga ada kepastian titik mana saja yang akan digunakan.

Menurutnya, secara kebijakan tidak ada masalah karena itu program pemerintah. Kendati warga terdampak akan merasakan repot, dan berharap ada ganti rugi yang setimpal. Untuk Desa Kaligintung, wilayah terdampak lebih banyak berbentuk lahan persawahan.

"Kami menunggu sosialiasi, namun menunggunya tidak seperti menunggu dilamar. Kami santai saja, jika ada target operasional KA bandara bisa seiring dengan operasional NYIA, kami tidak bisa berkata banyak. Kami hanya bisa mendukung demi kesejahteraan anak cucu di kemudian hari," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024

News
| Jum'at, 19 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement