Advertisement

Lewat Buku, BPAD DIY Ajak Warga Kulonprogo Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Beny Prasetya
Jum'at, 21 September 2018 - 10:50 WIB
Bhekti Suryani
Lewat Buku, BPAD DIY Ajak Warga Kulonprogo Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kegiatan bedah buku Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan di Wisma Elok Jenderal Ismail Desa Pleret, Panjatan, Kulonprogo, Kamis (20/9/2018) siang. - Harian Jogja/Beny Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY menggelar bedah buku di Wisma Elok Jenderal Ismail Desa Pleret, Panjatan, Kulonprogo, Kamis (20/9/2018) siang. Buku yang dibedah yaitu Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan oleh Maidin Gultom.

Dihadiri puluhan perempuan dari Desa Pleret, diskusi tersebut juga dihadiri sejumlah narasumber seperti Anggota Komisi D DPRD DIY Hamam Mustaqim, Riset Officer Rifka Annisa Triantono, serta Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kulonprogo Eko Pranyoto.

Advertisement

Sekretaris BPAD DIY Endah Pratiwi menyatakan kegiatan ini bertujuan agar masyarakat Kecamatan Panjatan, Kulonprogo khususnya warga Desa Pleret semakin giat membaca dan menjadikan aktivitas tersebut sebagai sebuah hobi. Selain itu perpustakaan desa yang telah berada di balai desa juga semakin ramai dengan kehadiran ibu-ibu.

"Jadi kalau bisa membaca itu bukan sebuah hobi lagi, tetapi kebutuhan, mari membaca," katanya Kamis.

Terkait isi buku yang dibedah dikatakannya, buku tentang anak dan perempuan tersebut merupakan upaya berbagi pemahaman tentang anak dan peremuan kepada anggota PKK di Desa Pleret dari kacamata hukum.

Terlebih saat ini, dalam berbagai kasus pelanggaran hukum, perempuan dan anak tidak hanya menjadi korban saja. Selain itu banyak kejadian kriminal yang dilakukan oleh anak dan perempuan.

"Sudah banyak perempuan dan anak menjadi pelaku [kriminal], jadi mereka perlu diberikan pemahaman lebih," ujar dia.

Ketua PKK Desa Pleret, Widoyoko,menuturkan di desanya sejauh ini hanya ditemukan satu hingga dua kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kalau pun ada, hal tersebut langsung selesai setelah dimusyawarahkan bersama perangkat desa dan tetua setempat.

"Ada 1.500 KK dari sebelas dusun, tetapi yang benar-benar ada kasus keserasan dalam rumah tangga kepada anak dan perempuan hanya ada satu atau dua kasus saja," katanya.

Riset Officer Rifka Annisa, Triantono, menyatakan kegiatan bedah buku mengenai perempuan dan anak tersebut dapat menjadi pengingat sekaligus untuk sebagai pengetahuan dalam mencegah kasus kekerasan.

Selain itu kata dia, pencegahan melalui kacamata hukum ini menjadi penting mengingat banyaknya pelaku kekerasan ternyata merupakan korban kekerasan.

"Jadi pola asuh anak yang niatnya baik malah membuat si anak melakukan bullying. Misalkan perilaku menyuruh anak belajar dengan stimulan kekerasan, padahal niatnya bagus tetapi malah membuat efek buruk," jelasnya.

Hamam Mutaqim mendukung seluruh upaya BPAD mendorong warga di DIY untuk lebih giat membaca. Pasalnya sebagai Kota Pelajar warganya juga wajib berpikir seperti pelajar yang kreatif dan gemar membaca buku.

Apalagi Kulonprogo kata dia, bakal menjadi kota metropolitan seiring adanya New Yogyakarta International Airport (NYIA). Bukan tidak mungkin, meningkatkan potensi kasus kekerasan di Bumi Menoreh terutama terhadap perempuan dan anak. Hal tersebut sudah sepantasnya dicegah melalui metode praktis seperti pendampingan hingga pencegahan melalui kegiatan bedah buku seperti ini.

"Sudah tentu bagus, minat baca ini harus ditumbuhkan, untuk kekerasan harus dicegah mengingat ada bandara berskala internasional," kata Hamam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Ingin Membangun Koalisi Kuat

News
| Rabu, 24 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement