Advertisement

Pasar Domestik Jadi Target Baru Pemasaran Gula Semut

Uli Febriarni
Senin, 24 September 2018 - 19:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Pasar Domestik Jadi Target Baru Pemasaran Gula Semut Produksi gula semut di Kokap, Kulonprogo.JIBI/Dokumen

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemkab Kulonprogo mulai menyasar pemasaran hasil produksi gula semut untuk wilayah domestik (dalam negeri) dan perhotelan. Selama ini, pemerintah konsentrasi memasarkan gula semut ke pasar ekspor.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo, Niken Probo Laras, mengungkapkan produk gula semut sejauh ini lebih dikenal di luar negeri, karena selama ini gula semut banyak diekspor ke hampir seluruh negara di dunia.

Advertisement

"Harapannya jangan pasar mancanegara saja, tetapi juga pasar domestik. Minimal bisa masuk ke hotel-hotel di Jogja dan restoran di Indonesia dalam bentuk kemasan saset misalnya," ujar Niken, Senin (24/9/2018).

Ia menjelaskan secara keseluruhan produksi gula semut di Kulonprogo bisa mencapai enam ton per hari. Gula semut Kulonprogo telah mendapat sertifikasi organik terbaik, dijamin higienisitasnya melalui standar pengolah serta telah bersertifikasi internasional sebagai syarat untuk menembus pasar ekspor. Selain itu, Kementerian Perindustrian telah menerbitkan surat keputusan untuk gula semut dengan hak kekayaan intelektual indikasi geografis sebagai komoditas unggulan Kulonprogo.

Niken menambahkan, Dispar Kulonprogo melakukan pertemuan dan menyampaikan hal tersebut kepada para pengusaha hotel dan restoran, difasilitasi oleh Dispar DIY di Desa Segajih, Kecamatan Kokap, beberapa waktu lalu. Ia berharap hotel-hotel yang digandeng dalam kegiatan tersebut bisa mengangkat gula semut di tingkat domestik.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Bambang Tri Budi, mengatakan gula semut Kulonprogo kini sudah menembus pasar nasional. Produk dikirim ke beberapa daerah seperti Jakarta, Surabaya, Bali, dan Bandung. DPP mendukung peningkatan produktivitas gula semut sebagai salah satu produk unggulan Kulonprogo, dengan cara melakukan peremajaan tanaman kelapa seluas 100 Hektare.

Ia menyebutkan, sentra pohon kelapa di Kulonprogo ada di Kecamatan Kokap dan Panjatan. Hanya saja, kebanyakan pohonnya sudah tua dan perlu peremajaan. "Pelaksanaan program peremajaan pohon kelapa menyesuaikan kemampuan keuangan daerah," kata dia.

Koordinator Produksi, Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo Nanggulan, Hendrastuti, mengatakan KSU Jatirogo selama ini hanya memproduksi gula semut dari nira organik dan selalu dilakukan uji laboratorium sebelum dipasarkan. Salah satu kendala yang ditemui perajin dalam pemasaran dan penjualan produk, yaitu selisih harga jual produk dengan daerah produsen gula semut di wilayah Jawa Tengah. Harga produk gula semut produksi Jawa Tengah lebih murah ketimbang Kulonprogo. Harga gula semut di KSU Jatirogo saat ini Rp25.000 per kilogram sedangkan harga gula semut di Jawa Tengah sekitar Rp20.000 per kilogram. "Pembeli mencari yang lebih murah, kami tidak bisa ambil bahan baku dari luar karena harus organik. Kalau ketahuan tidak organik saat uji laboratorium, kami bisa kena komplain dan barang dikembalikan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Agresi Israel, Penduduk Gaza Diperkirakan Krisis Pangan dalam Enam Pekan Lagi

News
| Kamis, 25 April 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement