Advertisement

Genjot Harga, Petani Bawang Merah Optimalkan Titik Kumpul

Fahmi Ahmad Burhan
Jum'at, 12 Oktober 2018 - 13:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Genjot Harga, Petani Bawang Merah Optimalkan Titik Kumpul Stan bawang merah dari petani bawang merah Kalasan pada peringatan Hari Pangan Dunia yang digelar di halaman depan Kantor DP3 Sleman, Rabu (10/10 - 2018).Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Petani bawang merah akan mengoptimalkan peran titik kumpul bawang. Adanya titik kumpul ini diharapkan membuat harga bawang tidak lagi dipermainkan tengkulak.

Petani bawang merah di Dusun Karang Kalasan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Janurianto, mengatakan saat ini harga bawang merah anjlok karena produksi dan hasil panen sangat banyak. "Pada bulan ini [Oktober] banyak petani yang panen," ujar Janurianto saat ditemui Rabu (10/10/2018). Ia mulai menanam di sekitar Juli 2018.

Advertisement

Ia mengatakan saat ini harga bawang merah di tingkat petani sangat rendah yakni Rp5.000 per kilogram. "Karena produksi yang tinggi dan cuaca sangat mendukung membuat harga turun," kata Janurianto.

Janu menjelaskan tahun ini lahan yang ia tanami mencapai dua hektare dengan hasil produksi mencapai 16 ton per hektare. Menurutnya di Sleman saat ini kecamatan yang paling banyak memiliki lahan bawang merah yaitu Kalasan. "Petani binaan menggarap sekitar 16 hektare lahan di Kalasan. Untuk seluruh Sleman luas lahan bawang merah sekitar 30 hektare, dan sebagian besar berada di Sleman timur terutama Kalasan," kata Janurianto.

Menurut Janurianto tahun ini petani mengoptimalkan titik kumpul agar harga tidak dipermainkan tengkulak. "Tengkulak menawar ke petani Rp6.000, sementara di pasar umum harga bawang merah bisa sampai Rp14.000 hingga Rp15.000. Oleh karena itu kami bersama Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan [DP3] Sleman ingin memasarkan bawang lewat satu pintu di titik kumpul," kata Janu.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DP3 Sleman, Edy Sri Harmanto, mengatakan anjloknya harga bawang merah karena hasil panen yang berlimpah. Ia mengatakan untuk komoditas bawang merah belum ada sistem terpadu untuk pemasaran yang membuat harga bawang merah kurang bersaing.

Dibanding dengan komoditas cabai, titik kumpul cabai sudah ada 29 titik, sementara untuk komoditas bawang merah baru ada satu yaitu di Kalasan. "Harga bawang merah sedang rendah karena produksinya sangat tinggi," katanya, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement