Advertisement

Strategi Pemkab Bantul untuk Turunkan Angka Kemiskinan Dinilai Meleset

Rahmat Jiwandono
Rabu, 05 Desember 2018 - 16:20 WIB
Arief Junianto
Strategi Pemkab Bantul untuk Turunkan Angka Kemiskinan Dinilai Meleset Ilustrasi penduduk miskin. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Upaya penanggulangan kemiskinan di Bantul belum tepat sasaran. Masyarakat belum dibekali dengan keterampilan yang sesuai dengan bakatnya.

Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan instansi terkait, khususnya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul harus segera mencari cara yang efektif melalui pemberdayaan lapangan usaha.

Advertisement

"Yang dapat dilakukan seperti pelatihan ketrampilan, pengelolaan usaha, memfasilitasi para pelaku usaha, dan memfasilitasi kemitraan pemkab bantul dengan swasta," ujarnya dalam Sarasehan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan Pendamping Program Penanggulangan Kemiskinan yang digelar di Ros In Hotel, Selasa (4/12/2018).

Lebih lanjut, dia juga meminta Bappeda Bantul untuk mendata ulang 139.670 warga miskin di Bantul. Menurutnya, itu bukan perkara mudah lantaran setiap warga punya potensi masing-masing.

Seperti diberitakan sebelumnya Pemda Bantul telah menetapkan target pada akhir 2021 bisa menekan angka kemiskinan hingga 8,5%. Artinya, dengan persentase angka kemiskinan yang tahun lalu mencapai 14,07%, maka dalam tiga tahun mendatang, Pemkab Bantul dipatok harus bisa menurunkan angka tersebut sebanyak enam %.

"Padahal merunut pengalaman dari tahun ke tahun. Bantul baru bisa menurunkan angka kemiskinan hingga 0,8 persen. Kalau satu persen, itu cukup berat," ujar Halim.

Di Bantul terdapat sebanyak 6.000 orang yang masuk dalam kategori miskin absolut. Kaum miskin absolut terdiri dari orang tua renta, difabel miskin, orang terlantar, yang kategorinya memang sangat sulit didekati dengan pemberdayaan ekonomi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Fenti Yusdayati menemukan masih ada ketidaktepatan sasaran penanggulangan kemiskinan di Bantul. Tercatat setidaknya ada 34% warga yang benar-benar miskin belum menjadi fokus utama penanganan. "Kuncinya pengentasan kemiskinan harus tepat sasaran. Kami juga mengundang pendamping agar bisa menengok kondisi warga miskin sesungguhnya," ujar Fenti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement