Advertisement

FEATURE: Jogja Bike, Wisata Bersepeda dengan Usapan Jari

Abdul Hamied Razak
Minggu, 09 Desember 2018 - 22:00 WIB
Budi Cahyana
FEATURE: Jogja Bike, Wisata Bersepeda dengan Usapan Jari Penyewaan sepeda Jogja Bike - Harian Jogja/Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Layanan penyewaan sepeda dirintis di kawasan Malioboro. Rental dengan sistem daring ini digadang-gadang bisa memperkaya pengalaman wisata di Kota Jogja yang konon punya julukan Kota Sepeda. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Abdul Hamid Razak.

 Okta Yuwana Putri, 22, sekarang tidak perlu capek-capek lagi menyusuri Malioboro. Yang dia perlukan cuma usapan jari ke ponsel pintar dan ayunan kaki.

Advertisement

“Tahunya ada sepeda daring ini dari pemberitaan di media. Saat sampai, saya langsung mencobanya. Lumayan membantu,” kata warga Klaten itu belum lama ini kepada Harianjogja.com.

Sepeda daring yang dia maksud adalah Jogja Bike, aplikasi yang bisa diunduh di Google Play Store untuk penyewaan sepeda di Kota Jogja.

“Aplikasi ini menggunakan QR-Code, smartlock untuk membuka kunci, dengan sistem anti-pencurian. Tujuannya untuk menjaga keamanan sepeda dan keselamatan pengendara,” kata Founder Jogja Bike Muhammad Aditya.

Untuk sementara Jogja Bike menyediakan 20 ontel dan layanan ini diberikan secara gratis hingga akhir tahun ini. Mulai tahun depan, Jogja Bike bakal menarik biaya sewa kepada penggunanya.

“Berapa tarifnya? Masih kami diskusikan dengan Pemkot Jogja,” ujar dia.

Hampir satu bulan terakhir, keberadaan aplikasi Jogja Bike diunduh hampir 2.000 pengguna Android. Adapun untuk IOS, aplikasi ini masih dalam proses pengembangan.

“Ini mampu membantu warga dan wisatawan untuk menikmati Malioboro dengan cara yang berbeda.”

Ada empat selter yang disediakan di sepanjang Jl. Malioboro, mulai dari Loco Cafe, Malioboro Mall, Kepatihan, dan Benteng Vredeburg. “Di kota-kota lain sebenarnya ada juga yang menyewakan sepeda. Tetapi kami memiliki konsep yang berbeda. Lebih condong untuk layanan pariwisata dan bukan hanya layanan transportasi alternatif,” ucap Adit.

Dengan layanan ini, pelancong bisa leluasa menikmati Jogja yang tidak bisa diakses oleh mobil maupun andong.

Wisatawan bakal dengan mudah masuk dan keluar ke kampung-kampung wisata. Jadi lebih fleksibel. Apalagi, kata Adit, Pemkot Jogja bakal menerapkan green city sehingga membutuhkan pertumbuhan transportasi alternatif sepeda.

“Target kami sebelum Lebaran tahun depan ada 1.000 sepeda. Kami sediakan secara bertahap untuk mendukung kawasan pedestarian Malioboro dan kampung-kampung wisata di Jogja,” kata dia.

Jogja Bike dibuat setelah Adit mempelajari konsep-konsep pengelolaan sepeda di dunia. Dia mencari jenis sepeda yang berbeda dibandingkan dengan yang sudah ada di luar negeri. Sepeda yang disediakan adalah ontel.

“Kalau Jogja Bike, desain dan fisik sepeda dibuat unik dan kental dengan aspek budaya di Jogja. Desember kami tambah 80 sepeda lagi, jadi wisatawan bisa menggunakan 100 sepeda ontel ini,”

Rangkul UPT

Adit mengatakan, nyaris semua komponen yang digunakan pada sepeda tersebut buatan lokal. Investasi yang ditanamkan untuk satu unit sepeda sekitar Rp7 juta untuk menyediakan komponen utama, sepeda, smart lock, aplikasi, hingga selter. Guna menekan biaya produksi, Jogja Bike bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Logam Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian  Kota Jogja untuk memproduksi sepeda.

“Jika ini berhasil, setidaknya bisa menekan biaya produksi antara Rp4 juta hingga Rp5 juta,” jelas Adit.

Sepeda diproduksi sepenuhnya secara manual.

“Saat ini mulai diproduksi. Desain sepeda hampir sama. Tetapi karena bahan yang digunakan berbeda, desain yang ditampilkan nanti lebih detail,”

Kini, Jogja Bike meminta dukungan adanya jalur khusus sepeda. Laiknya kota-kota wisata di luar negeri, jalur sepeda umumnya berbaur dengan pedestarian, mengunakan trotoar.

“Untuk jalur khusus, kami hanya ikut kebijakan Dinas Perhubungan Jogja karena Malioboro ke depan akan jadi kawasan pedestarian,” kata Adit.

Jogja Bike juga akan menyediakan panduan khusus cara bersepeda yang benar pada aplikasinya. Hal itu dilakukan untuk mengedukasi pengguna. “Selanjutnya layanan ini juga akan kami perluas tidak hanya di Malioboro. Kami akan kembangkan mulai dari Tugu Jogja, Kraton Ngayogyakarta, Taman Pintar, Parkir Ngabean hingga Kotagede. Ini untuk memudahkan orang agar bisa bersepeda.”

Adit memastikan keberadaan sepeda tidak akan berkonflik dengan moda transportasi lainnya seperti becak kayuh, andong, maupun betor. Musababnya, pengalaman bersepeda berbeda dengan naik andong dan becak. “Kalau bersepeda itu sendirian. Kalau naik andong biasanya bersama-sama, jadi beda eksperimen. Kami tidak dalam konteks berkompetisi tetapi menawarkan moda transportasi alternatif.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement