Advertisement

Masjid Terakhir di Lahan Bandara Kulonprogo Dirobohkan

Uli Febriarni
Rabu, 12 Desember 2018 - 20:03 WIB
Bhekti Suryani
Masjid Terakhir di Lahan Bandara Kulonprogo Dirobohkan Proses perobohan masjid Al Hidayah, Dusun Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon, Rabu (12/12/2018). - Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Masjid Al Hidayah yang berada di dalam Izin Penetapan Lahan (IPL) pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA), telah dirobohkan, Rabu (12/12/2018).

Pimpinan Proyek NYIA Angkasa Pura I, Taochid Purnama Hadi mengungkapkan, masjid yang berdiri di wilayah Dusun Kragon II, Desa Palihan itu merupakan salah satu bangunan yang harus direlokasi, setelah bangunan lain yang ada di atas IPL sudah direlokasi dan dirobohkan lebih dahulu, termasuk dua musala lainnya yang juga berada di IPL.

Advertisement

Pihak proyek berharap, ketika masjid sudah selesai direlokasi, tahapan selanjutnya pembangunan NYIA diserahkan ke PT Pembangunan Perumahan (Persero) untuk percepatan pekerjaan. Sehingga tidak ada lagi hambatan.

"Progres pembangunan [NYIA] baru 15 persen, tapi kami terus bekerja. Agar sesuai target yang diharapkan, makanya kami pelan-pelan, untuk bangunan yang tidak semestinya berada di tempat ini, kami pindahkan," ujarnya, di sela perobohan masjid, Rabu (12/12/2018).

Kapolsek Temon, Kompol Setyo Hery Purnomo menyebutkan, masjid Al Hidayah lama direlokasi ke tempat yang baru, yaitu kompleks relokasi Palihan. Pemindahan ini dilakukan setelah menunggu masjid Al Hidayah yang baru selesai dibangun.

Sedikitnya 80 anggota polisi serta 120 tenaga gabungan dari tentara, sipil dan pemdes setempat ikut membantu proses relokasi masjid yang sempat menjadi basis perjuangan PWPP KP itu.

Kepala Desa Palihan, Kalisa Paraharyana menjelaskan, bangunan pengganti masjid Al Hidayah yang berada di relokasi, luasannya lebih besar ketimbang masjid lama. Masjid yang dibangun oleh AP I itu juga telah memiliki takmir yang baru.

Takmir Masjid Al Hidayah, Wiharto menuturkan, selain sudah memiliki susunan, takmir masjid Al Hidayah baru juga sudah membuat jadwal imam dan muadzin. Selain itu, pengelolaan kebersihan untuk salat Jumat perdana di masjid yang bersebelahan dengan Puskesmas Temon II itu, juga sudah dilakukan. Kendati bangunan belum sempurna, masjid tetap akan digunakan, mengingat jamaah yang tinggal relokasi sudah mendesak agar masjid bisa digunakan.

"Pembangunan yang penting dilakukan adalah drainase, untuk membuang air di halaman masjid yang menggenang saat hujan. Keran wudhu baru ada empat, kamar mandi dan toilet belum ada, itu penting kalau ada jamaah dari luar yang mampir ke masjid," ujarnya.

Proses perobohan sekaligus relokasi masjid Al Hidayah dari IPL NYIA ke kompleks relokasi warga terdampak NYIA di Palihan, dimulai pada Selasa (11/12/2018) dengan cara memindahkan sejumlah barang yang ada di dalam masjid. Dilanjutkan pada Rabu pagi, sekitar pukul 09.00 WIB. Sejumlah orang menaiki atap untuk menurunkan kubah masjid, beberapa jendela dan bagian bangunan yang masih terlihat laik pakai kembali. Namun tak lama, satu unit alat berat ikut digunakan dalam merobohkan bangunan masjid. Perobohan tidak diwarnai perlawanan dari warga maupun aktivis dan relawan penolak NYIA.

Seperti diketahui, Masjid Al Hidayah selama ini kerap menjadi markas perjuangan para warga penolak pembangunan bandara, saat rumah warga telah hancurkan alat berat proyek NYIA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditangkap di Kontrakannya, Begini Tampang Pelaku Pemerasan Penumpang Grab Car

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement