Advertisement

Kasus Stunting Mulai Merambah Kota

Sunartono
Jum'at, 14 Desember 2018 - 14:20 WIB
Arief Junianto
Kasus Stunting Mulai Merambah Kota Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi (dua kanan) dan Kepala Bappeda DIY Tavip Agus Rayanto (empat kanan) bersama sejumlah pejabat DIY mendeklarasikan Cegah Stunting di Gor Amongrogo, Jumat (14/12/2018). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Permasalahan stunting (kekurangan gizi kronis sejak bayi) kini tidak hanya menimpa kalangan keluarga miskin di perdesaan namun juga masyarakat menengah ke atas di perkotaan. Persoalan itu direspons oleh Pemda DIY dengan meminta komitmen seluruh kabupaten/kota dalam mencegah atau mengurangi kasus stunting dengan mendeklarasikan kampanye Cegah Stunting di Gor Amongrogo, Jogja Jumat (14/12/2018).

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menjelaskan stunting bukan hanya soal fisik pada anak tetapi juga otak sebagai komponen utama intelektual seseorang di saat dewasa. Anak bertubuh pendek bukan berarti selalu terkena stunting.

Advertisement

Tanpa memeriksakan kondisi kesehatannya, bisa saja anak itu terlihat sehat. Stunting adalah kondisi anak mengalami malnutrisi dan infeksi kronis.

"Stunting tidak hanya di perdesaan atau masyarakat miskin, tetapi di kota anak dari keluarga kaya juga banyak yang mengalami stunting," kata Sultan dalam sambutan tertulis yang dibacakan ole Kepala Bappeda DIY Tavip Agus Rayanto, Jumat.

HB X menambahkan persoalan stunting bukan hanya kemampuan mengakses makanan bergizi, layanan kesehatan, sanitasi yang layak hingga air bersih saja, tetapi juga masalah pengetahuan, kesadaran dan gaya hidup atau perilaku masyarakat. Jumlah anak stunting di DIY masih cukup besar meski persentasenya masih di bawah rata-rata WHO.

Tetapi kondisi itu cukup mengkhawatirkan sehingga memerlukan beragam tindakan termasuk mengenali anak stunting. Pencegahan harus dilakukan sejak awal melalui ibu hamil, kualitas hidup harus diperbaiki melalui asupan gizi. "Pada anak yang sudah stunting harus ada intervensi, perlakuan khusus sehingga ke depan menjadi generasi yang berkualitas," ujarnya.

Tavip mengatakan deklarasi itu sebagai komitmen bersama kabupaten dan kota di DIY dalam mencegah stunting. Dengan perbaikan gizi yang baik harapannya sumber daya manusia (SDM) ke depan menjadi lebih baik. "Intinya kami meminta komitmen kabupaten dan kota kemudian komitmen itu muncul di anggaran," ujarnya di sela-sela deklarasi.

Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi menegaskan kesepakatannya terkait komitmen anggaran pencegahan stunting di Kota Jogja. Selama ini Kota Jogja sudah meluangkan khusus anggaran bagi ibu hamil utamanya berkaitan dengan meminimalisasi angka kematian ibu. Stunting di Kota Jogja tidak selalu identik dengan kemiskinan.

"Karena stunting ini juga muncul di kelompok orang kaya juga terutama ibu hamil yang masih diet dan sebagainya. Kami dorong supaya stunting ini tidak lahir dari gaya hidup ibu-ibunya," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaningastutie menambahkan stunting kini menjadi masalah nasional, bukan hanya DIY. Jumlah angka sasaran stunting di DIY mencapai 19,8% dari jumlah penduduk. Jumlah itu di bawah rata-rata nasional sebanyak 20%, sedangkan batasan WHO sebanyak 27%.

"Pencegahan dilakukan seperti hari ini dilakukan pencegahan, kami ajak deklarasi bersama kabupaten kota provinsi untuk mencegah dan menurunkan stunting, serta mengedukasi masyarakat," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja
Jual Miras, Toko di Berbah Ditutup

Jual Miras, Toko di Berbah Ditutup

Jogjapolitan | 9 hours ago

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Konflik Israel di Gaza, China Serukan Gencatan Senjata

News
| Selasa, 16 April 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement