Advertisement
Merapi Muntahkan Lava 1,2 Kilometer,Terpanjang Sejak 2018
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Gunung Merapi kembali meluncurkan guguran lava sejauh 1,2 kilometer yang mengarah ke hulu Sungai Gendol, Jumat (4/1/2019) malam. Luncuran lava sejauh 1,2 km ini merupakan terpanjang sejak terjadinya peningkatan aktivitas merapi akhir-akhir ini.
Guguran lava itu terjadi pada pukul 21.01 WIB, Jumat (4/1/2019) malam dengan durasi sekitar 150 detik dengan jarak luncuran sejauh 1,2 kilometer dan amplitudo 70 mm. Kasi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengakui jarak luncuran sejauh 1,2 km itu merupakan terpanjang sejak terjadinya peningkatan aktivitas merapi akhir-akhir ini.
Advertisement
Pada 21 Desember 2018 lalu, kata dia, juga terjadi luncuran guguran lava cukup jauh, namun hanya mencapai satu kilometer dari puncak Merapi. "Memang untuk jarak luncuran ini [4 Januari 2019] termasuk paling panjang karena pada Desember [2018] lalu hanya satu kilometer," terangnya, Sabtu (5/1/2019).
Ia menambahkan baik guguran lava pada Desember 2018 yang mencapai satu kilometer maupun yang terjadi pada Jumat (4/1/2019) malam, sama-sama mengarah ke hulu Sungai Gendol. Budi mengatakan setiap luncuran dengan jarak sekitar satu kilometer seringkali mengarah ke Gendol. "Kalau jaraknya sekian itu selalu ke Gendol karena kalau sisi-sisi yang lain masih ada tebing dan kawah," ujarnya.
Adapun volume material yang diluncurkan biasanya mencapai 1.500 meter kubik. Luncuran yang terjadi kemarin diperkirakan tidak sampai 3.000 meter kubik material yang dimuntahkan. Besarnya material yang dikeluarkan itu tergantung laju ekstrusi magma.
Ia menambahkan muntahan itu berupa material magma berupa batuan dan pasir. Bisa jadi berasal dari runtuhan kubah lava atau aliran lava langsung dari dalam kawah. "[Material runtuhan] Kadang [berupa] runtuhan dari kubah lava yang bertengger di atas itu tetap kadang juga magma langsung dari dalam jadi lebih encer," ucapnya.
Budi menegaskan meski merapi terus mengalami peningkatan aktivitas namun BPPTKG belum menaikkan statusnya. Hingga saat ini merapi masih dalam posisi waspada. "Aktivitas kubahnya memang tidak menurun, justru menunjukkan peningkatan dengan adanya guguran-guguran yang semakin tinggi. Kalau untuk aktivitasnya selain ditentukan berdasarkan aktivitas vulkanik juga ancaman bahayanya. Tetapi sampai saat ini ancaman bahayanya belum berubah masih sama, radius tiga kilometer harua dikosongkan dari aktivitas penduduk," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Terus Jajaki Sejumlah Parpol jelang Pilkada 2024, Heroe Poerwadi Sebut Kantongi Nama Wakil
Advertisement
Advertisement