Advertisement
Ratusan Karang Taruna di DIY Mati Suri
Advertisement
http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/08/ratusan-karang-taruna-di-diy-mati-suri-413692/karang-taruna-logo" rel="attachment wp-att-413693">http://images.harianjogja.com/2013/06/karang-taruna-LOGO.jpg" alt="" width="300" height="208" />JOGJA-Sekitar 30% dari 438 organisasi Pemuda Karang Taruna di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mati suri. Salah satu penyebabnya adalah organisasi tersebut masih menerapkan pola managemen tradisional.
Anggota Majelis Pertimbangan Pemuda Karang Taruna DIY, Oni Wantara mengatakan, secara umum kondisi karang taruna di DIY bagus.
Advertisement
Bahkan, dalam lima tahun terakhir Karang Taruna DIY menyabet juara nasional empat kali. Sebab, organisasi tersebut di DIY mampu menjadi stakeholder untuk membantu mengembangkan pariwisata maupun pengentasan kemiskinan.
Namun, dia juga mengakui banyak karang taruna di DIY yang peran dan kegiatannya mandeg. Untuk mengatasi masalah tersebut, setiap tahun Karang Taruna tingkat provinsi mengadakan pelatihan manajemen organisasi bagi 15 Pemuda Karang Taruna di desa-desa. Hal itu dilakukan agar kegiatan organisasi pemuda terus aktif dan berperan di masyarakat.
“Yang dimaksud mati suri itu, organisasinya ada tetapi tidak ada kegiatan di dalamnya. Organisasi ini sangat dinamis dengan masa bhakti tiga tahun. Banyak yang berusia muda, menikah dan bekerja sehingga sulit organisasinya berjalan stabil,” jelas Jumat (6/6/2013).
Untuk menggerakkan organisasi yang 'mati suri' tersebut, pihaknya terus memberikan pelatihan. Salah satunya, pelatihan managemen organisasi dan kegiatan ekonomi menengah.
“Setiap tahun, kami berusaha memberikan pembinaan kepada 15 Karang Taruna secara bergantian. Kami berharap, sepertiga dari yang mati suri itu bisa dihidupkan lagi,” ungkapnya.
Selama ini, sambungnya, banyak karang taruna yang masih mendapat bantuan dari pemerintah baik tingkat desa maupun kabupaten/kota. Bantuan yang diberikan bervariasi dan bergantung kekuatan dana dari masing-masing wilayah, antara Rp500.000 hingga Rp2 juta.
“Yang jelas, organisasi Karang Taruna tidak boleh berpolitik. Tetapi, kalau kadernya mau ikut parpol tidak masalah, asal jangan membawa gerbong Karang Taruna,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kabar Duka: Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Top 7 News Harianjogja.com Selasa 23 April 2024: Aerotropolis YIA hingga Jukir Liar di Kota Jogja
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Selasa 23 April 2024
- Pemkot Jogja Dampingi Pengusaha Muda, Inkonsistensi Menjadi Kendala
- Imunisasi Serentak IBI DIY untuk Memperluas Cakupan
- Pilkada 2024, PDIP DIY Tegaskan Terbuka Bekerja Sama dengan Partai Lain
Advertisement
Advertisement