Advertisement

Libur Melaut, Nelayan Gunungkidul Berburu Pijak

Kusnul Isti Qomah
Jum'at, 21 Juni 2013 - 12:46 WIB
Maya Herawati
Libur Melaut, Nelayan Gunungkidul Berburu Pijak Samijan (depan) tengah melempar jaring di Pantai Ngandong

Advertisement

[caption id="attachment_418140" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/21/libur-melaut-nelayan-gunungkidul-berburu-pijak-418139/ngandong" rel="attachment wp-att-418140">http://images.harianjogja.com/2013/06/nelayan-berburu-pijak-KUSNUL-ISTI-QOMAH-370x246.jpg" alt="" width="370" height="246" /> Foto Nelayan Berburu Pijak
JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah[/caption]

GUNUNGKIDUL-Lantaran sedang musim paceklik ikan dan lobster, para nelayan Pantai Ngandong, Desa Sidoarjo, Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul memilih mengumpulkan ikan pijak di tepi pantai.

Advertisement

Samijan mengatakan, mulai Maret lalu, para nelayan sudah libur melaut lantaran sudah mulai paceklik ikan. Ia pun tidak mau membuang-buang bahan bakar untuk melaut ketika tidak ada ikan atau lobster.

“Kami memilih untuk mencari ikan pijak di perairan dangkal di pinggir pantai. Ikan yang didapat nanti akan dijual untuk keperluan konsumsi,” katanya belum lama ini.

Sementara itu, Jumali menambahkan, biasanya ketika melaut, biasanya nelayan bisa menangkap beberapa jenis ikan seperti jiti, kakap. Selain ikan, mereka juga biasanya menangkap lobster. “Tapi ini lagi tidak musim ikan. Jadinya parkir kapal,” papar dia.

Eko Sulistyawan mengatakan, ikan pijak yang didapat tidak dijual perkilogram atau perekor. Namun dijual secara gantingan [dirangkai]. Setiap ganting biasanya berisi sembilan ikan. Satu ganting umumnya dijua dengan harga Rp10.000.

“Setiap hari juga tidak pasti dapat ikannya. Kadang ada kadang tidak. Tapi rata-rata satu hari bisa dapat lima ganting,” papar dia.

Untuk menangkap ikan pijak, seorang nelayan pun harus jeli. Ia tak bisa sembarangan melemparkan jaringnya. Harus menunggu sekerumun pijak mendekat ke pinggir karena terbawa arus laut. Kalau tidak terbiasa, maka tidak akan bisa melihat gerombolan ikan tersebut.

Berbeda dengan nelayan yang memiliki mata jeli. Mereka mampu melempar jaring tepat di lokasi ikan berukuran kurang lebih 10 cm.

Sebelum melemparkan jaring, mereka terlihat konsentrasi menatap peraian di depannya. Ketika mereka meihat gerombolan ikan, jaring pun dilempar dengan tepat.

Ketika berhasil melempar jaring, seorang asisten yang membawa tas kecil untuk wadah ikan pun mendekat. Kemudian mereka memunguti satu per satu ikan yang terjaring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Raja Charles III Kembali Jalani Tugas Setelah Pengobatan Kanker

News
| Sabtu, 27 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement