Advertisement
CUACA EKSTREM : Kepanasan Dalam Kelas, Siswa Minta Izin Cuci Muka

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-http://www.harianjogja.com/baca/2013/10/19/cuaca-ekstrem-udara-panas-di-diy-catat-rekor-457631" target="_blank">Suhu panas ekstrem yang terjadi dalam sepekan terakhir di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat rekor tertinggi sejak 2009. Para siswa juga mengaku terganggu saat proses belajar di dalam kelas.
Berdasarkan data di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja, Kamis (17/10/2013) mencatat suhu panas mencapai 37 derajat celcius. Data BMKG menyebut cuaca tertinggi pada 2009 adalah 35 derajat celcius.
Advertisement
Udara panas ini membuat sejumlah siswa sekolah merasa tidak nyaman saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.
“Kami dan kawan-kawan merasa kepanasan setiap mengikuti pelajaran di dalam kelas,” kata Nita, salah satu pelajar SMA Negeri 2 Bantul Jumat (18/10/2013).
Senada juga diungkapan Putra, salah satu siswa SD Balong, Kecamatan Sewon, Bantul yang beberapa kali minta izin guru untuk mencuci muka lantaran merasa gerah.
Sejumlah guru memaklumi siswa yang merasa kurang nyaman mengikuti pelajaran dengan memberikan izin siswanya cuci muka.
“Ya kami izinkan anak-anak yang memang mau cuci muka sebentar karena memang panasnya di atas normal,” ujar seorang guru SMP Negeri 2 Bantul ditemui terpisah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement