Advertisement
Kopi Lereng Merapi Masuk Hotel dan Kafe

Advertisement
Kopi dari lereng Merapi akhirnya masuk kafe dan hotel berbintang di Sleman
Harianjogja.com, SLEMAN- Petani kopi lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memetik panenan pertama sejak seminggu terakhir ini, dengan pemasarannya sudah masuk hotel bintang maupun kafe di Jogja dan sekitarnya.
Advertisement
Ketua Koperasi Usaha Bersama (KUB) Kebun Makmur Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sumijo, mengatakan kopi merapi sudah memiliki pasar sendiri.
"Pasar kopi merapi saat ini sudah masuk di hotel, kafe, toko oleh-oleh, ataupun warung kopi terutama di seputar DIY," katanya, Sabtu (5/6/2015).
Hingga September mendatang, biji kopi yang diambil sebagian, merupakan tumbuhan yang baru ditanam mereka pascaerupsi Gunung Merapi pada 2010.
Pihaknya juga tidak takut bersaing dengan kopi-kopi hasil produksi daerah lainnya karena produknya mempunyai kualitas yang bisa diandalkan.
Ia mengatakan dengan membuka pasar sendiri ini maka harga tidak mengikuti pasaran nasional maupun dunia.
"Kami membuat pasar sendiri. Tidak tergantung dengan harga kopi dunia atau nasional," katanya.
Sumijo mengatakan kualitas kopi yang berbeda dengan produk daerah lain tersebut, antara lain karena tanaman yang tumbuh di lereng Gunung Merapi itu membuat aromanya lebih muncul.
"Pengaruh abu vulkanik yang menjadi pupuk organiknya. Selain itu juga memakai pupuk kandang. Jadi tidak begitu berat dan tidak masalah untuk lambung, bagi yang menikmatinya," katanya.
Ia mengatakan untuk harga kopi jenis arabika dari petani dibeli kisaran Rp5.000 sampai Rp7.000 per kilogram, sedangkan jenis robusta di kisaran Rp5.000 sampai Rp6.000 per kilogram.
"Setelah diolah sendiri, arabika per kilonya dijual Rp160 ribu sampai Rp200 ribu. Sementara robusta sekitar Rp100 ribu sampai Rp160 ribun" katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Soal Video Ade Armando Senggol Keistimewaan DIY, GKR Hemas: Pasti Itu Pesanan, Tapi Yo Gak Popo
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
Advertisement
Advertisement