Advertisement

KULINER KULONPROGO : Coklat Rasa Pegagan Ala Kalibawang

Sekar Langit Nariswari
Sabtu, 13 Februari 2016 - 12:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
KULINER KULONPROGO : Coklat Rasa Pegagan Ala Kalibawang Dwi Martuti Rahayu, 31, sedang mengolah cokelat putih yang dicampur serbuk pegagan sebagai salah satu inovasi produk Kelompok Wanita Tani (KWT) Pawon Gendhis di Dusun Salakmalang, Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, pada Kamis (11/2/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Kuliner Kulonprogo yang ditawarkan kali ini mengenai coklat.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kelompok Wanita Tani(KWT) Pawon Gedhis asal Dusun Salakmalang Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo tawarkan variasi coklat putih bertabur serbuk pegagan untuk ungkapkan isi hati.

Advertisement

Hujan rintik-rintik sedang turun kala Dwi Martuti Rahayu(31), Ketua KWT Pawon Gendhis sibuk memberikan label pada sekotak coklat kreasinya, Kamis(11/2/2016). Sembari jari-jarinya terus lincah bekerja, wanita berjilbab ini bercerita mengenai produk inovasi yang akan diluncurkan jelang perayaan hari kasih sayang. Sekadar mencuri momen, begitu ia menyebutkan. Pasalnya, ia sadar bahwa tak semua kalangan menerima perayaan yang jatuh tiap tanggal 14 Februari ini.

[caption id="attachment_690720" align="alignright" width="370"]http://images.harianjogja.com/2016/02/coklat-1.jpg">http://images.harianjogja.com/2016/02/coklat-1-370x247.jpg" alt="Coklat Rasa Pegagan Ala Kalibawang (Sekar Langit Nariswari/JIBI/ Harian Jogja)" width="370" height="247" /> Coklat Rasa Pegagan Ala Kalibawang (Sekar Langit Nariswari/JIBI/
Harian Jogja)[/caption]

KWT Pawon Gendhis yang dipimpin Tuti, sebagaimana ibu dua anak ini biasa dipanggil, sudah memproduksi coklat sejak beberapa waktu yang lalu. Sebelumnya coklat hanya berbentuk lollipop, sendok atau batangan biasa. Ia menjelaskan selama ini pembeli hanya terbatas di kalangan anak-anak padahal pangsa pasar anak-anak muda dan remaja jelas lebih menjanjikan.

Jadilah ia membuat inovasi paket berisi empat coklat yang dilengkapi dengan stiker ungkapan cinta. Dalam sekotak coklat tersebut diberikan beberapa varian isi cokelat antara lain keju, mete, dan pisang. Tiap jenis isian cokelat diberi bentuk dan warna yang berbeda. Coklat berwarna merah muda diisi dengan kacang mete dan dicetak berbentuk hati. Sedangkan coklat berwarna kuning berisikan keju dengan bentuk bintang. Terakhir, cokelat berwarna hitam yang diisi pisang dengan bentuk kubah.

Tak melupakan kekhasan produknya, Tuti memasukkan pula coklat putih yang dicampur serbuk pegagan. Campuran itu kemudian dibentuk serupa bunga mawar hingga jadilah mawar putih bertabur serbuk hijau muda. Khusus untuk cokelat yang dicampur dengan serbuk pegagan memang sengaja ia pilih yang berbentuk mawar.

Menurutnya mawar yang biasa diibaratkan sebagai bunga penanda cinta ini tepat dijadikan ikon bagi produk olahan pegagan khas kelompoknya. Dalam satu kilo bahan baku coklat putih, ia campurkan satu sendok makan serbuk pegagan. Ini juga menjadi salah satu contoh aplikasi serbuk pegagan sebagai penambah makanan.

Untuk kemasan berisi tiga buah coklat, dibandrol harga Rp10.000 per kotak. Sedangkan untuk kemasan berisi empat buah coklat dihargai Rp13.000. Menurutnya harga ini masih terjangkau, apalagi bahan baku cokelat tersebut alami dan bebas pengawet.

“Ada juga kemasan isi tiga dan toples kecil yang isinya cokelat merah muda semua,” jelas wanita yang kala itu mengenakan kebaya modern berwarna kuning. Namun untuk kemasan berbentuk toples kecil, ia belum bisa menentukan harganya karena belum tahu berapa banyak cokelat yang bisa dikemas dalam wadah tersebut.

Semua coklat tersebut kemudian dikemas dengan plastik yang menutup rapat seluruh permukaan. Tujuannya coklat ini kedap udara dan tahan hingga waktu lama, setidaknya hingga enam bulan dalam suhu ruang. Selain itu, dalam proses produksinya coklat tersebut tidak boleh tercampur air agar tahan lama dan kualitas rasanya terjaga.

Coklat ini akan dipasarkan pertama kali ke berbagai toko milik rakyat(tomira) yang ada di Kulonprogo. Tak hanya itu, coklat ini juga akan dihadirkan di gerai oleh-oleh KWT Pawon Gendhis yang rencananya akan dibuka di kawasan wisata Kebuh The Nglinggo, Samigaluh, Kulonprogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement