Advertisement
BERAS BULOG : Harga Beras Ditekan Kurang Dari Rp8.000 per Kg, Ini Kendala yang Ditemui
Advertisement
Beras Bulog untuk serapan segera selesai.
Harianjogja.com, JOGJA-Perum Bulog Divre DIY optimistis target serapan beras tahun 2016 akan tercapai November mendatang. Sampai saat ini, realisasi serapan sudah mencapai 83%.
Advertisement
“Realisasinya sampai saat ini 51.600 ton atau sebesar 83 persen dari target 62.500 ton,” kata Kepala Perum Bulog Divre DIY, Miftahul Adha, Jumat (14/10/2016).
(Baca Juga : BERAS BULOG : Bulog Melayani Pembelian Langsung dari Petani)
Kendala yang dihadapi Bulog selama proses penyerapan beras adalah harga yang semakin naik. Saat ini masa panen padi sudah berakhir sehingga harga beras yang ditawarkan petani cenderung lebih tinggi. Selain itu, kerap kali petani menawarkan harga beras seperti harga di pasaran yang standarnya lebih tinggi dari harga yang ditetapkan Bulog yaitu Rp7.300 per kilogram (kg).
“Tapi keunggulan Bulog bisa mencairkan uang sekaligus, kalau pihak lain pembayarannya tempo. Kalau kita langsung cash,” kata dia.
Sebelumnya, Mifta sempat mengatakan Bulog ingin menstabilkan harga beras menjadi di bawah Rp8.000 per kg. Pasalnya, harga beras yang beredar di pasaran saat ini berada di atas Rp8.000 per kg. Upaya agar harga beras stabil adalah dengan operasi pasar langsung maupun melewati jaringan usaha seperti Rumah Pangan Kita (RPK). Bulog juga ingin bekerja sama dengan pedagang pengecer sehingga mereka bisa menjual sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Bulog.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Agro Jogotirto Mandiri Berbah, Sleman, Mariyadi mengatakan jika pemerintah ingin harga beras di bawah Rp8.000, berarti harga jual dari petani juga harus diturunkan karena rata-rata petani menjual beras sekitar Rp8.300 per kg. Menurutnya subsidi pada harga dari pemerintah bisa efektif menurunkan harga beras di pasaran.
“Kalau subsidi harga, petani tetap diuntungkan dari pada subsidi pupuk atau bibit,” katanya. Menurutnya, dalam menentukan harga beras, pemerintah juga perlu mempertimbangkan nasib petani dengan mempertimbangkan biaya produksi yang mereka keluarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
Advertisement
Advertisement