Advertisement
PILKADA JOGJA : Walikota Jogja Harus Ingat Filosofi Tombak Kyai Wijoyo Mukti
Advertisement
Pilkada Jogja, pemimpin terpilih diharapkan menjalankan filosofi Kyai Wijoyo Mukti.
Harianjogja.com, JOGJA -- Sekretaris Kawedanan Hageng Panitopuro Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Gondo Hadiningrat menyatakan siapa pun yang memimpin Kota Jogja harus mengingat filosofi yang tertera dalam Tombak Kyai Wijoyo Mukti.
Advertisement
Tombak Kyai Wijoyo Mukti merupakan pusaka milik Pemerintah Kota Jogja pemberian dari Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 2000 lalu bertepatan dengan Ulang Tahun Pemerintah Kota Jogja ke-53. Tombak sepanjang sekitar tiga meter itu sehari-harinya disimpan di ruang kerja walikota Jogja. Tujuannya agar walikota selalu ingat pesan-pesan yang tersirat dalam tombak tersebut.
"Yakni, Pemimpin harus berpasrah diri, tunduk patuh kepada Sang Pencipta, siap melayani rakyatnya dengan baik. Hingga kelak kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh elemen warga," kata Gondo Hadiningrat seusai memimpin upacara jamasan pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti di Halaman Balai Kota Jogja, Jumat (21/10/2016).
Prosesi jamasan atau pembersihan pusaka diawali sejumlah abdi dalem Kraton mengeluarkan Kyai Wijoyo Mukti dari ruang walikota, kemudian dibawa ke halaman Balai Kota dan diletakkan diatas meja yang sudah dipenuhi ubo rampe yang berjumlah 12 macam, di antaranya minyak kelapa, kapas, bunga, nasi gurih, ingkung, pisang raja, dan jenang beras. Prosesi jamasan ini cukup berhati-hati.
Setelah prosesi doa, Gondo Hadiningrat mulai membuka ujung tombak secara pelan-pelan. Namun, karena dianggap masih bersih, prosesi jamasan hanya dengan mengolesi ujung tombak dengan minyak. Gondo Hadiningrat mengatakan meski sebentar prosesi jamasan tetap khidmat.
Pusaka Kyai Wijoyo Mukti rutin dijamasi oleh abdi dalem setiap Suro. Menurut Gondo Hadiningrat pusaka yang sudah berusia 95 tahun itu itu bermakna kemenangan sejati. Pusakan itu selama ini disimpan di ruang kerja walikota agar walikota selalu mengingat makna filosofi yang terkandung dalam pusaka tersebut.
Meski kepemimpinan walikota selalu berganti, Gondo Hadiningrat menyatakan yang berganti adalah periodesasi orang yang memimpin, "Siapapun yang memimpin kelak harus tetap mengingat dan menjalankan pesan dalam filosofi pusaka Kyai Wijoyo Mukti," ujar Gondo Hadiningrat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sempat ke Ngawi, Penipu 2 Katering untuk Masjid Syeikh Zayed Solo Ditangkap
- Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, Satu Bocah Meninggal, Dua Selamat
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
- Panitia Pastikan Pemilihan Rektor UNS Solo Tidak Kisruh Seperti Sebelumnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement