Advertisement
Penyedotan Pasir di Sungai Serang di Kulonprogo Resahkan Pengelola Wisata

Advertisement
Pasalnya, ketika air laut pasang maka lahan parkir dan areal wisata tersebut akan terendam sehingga aktivitas ekonomi terhenti
Harianjogja.com, SLEMAN-Warga terdampak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) dan Pelabuhan Tanjung Adikarta Kulonprogo mempertanyakan isu rencana penyedotan pasir di Sungai Serang kepada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Senin (23/10/2017). Penyedotan pasir ini dikhawatirkan akan memperburuk bisnis pariwisata yang dikelola di daerah tersebut.
Advertisement
Setidaknya 50 puluh warga Desa Karangwuni, Wates dan Glagah, Temon datang ke kantor yang berlokasi di Jl Solo, Depok, Sleman itu. Irawan Yogo, Kepala Bidang Organisasi Paguyuban Warga Terdampak Pantai Selatan (Patra Pansel) mengatakan, masyarakat resah karena adanya sejumlah alat penyedot pasir dengan kapasitas besar yang diparkir di sisi ruas jalan Daendels.
Alat tersebut diduga masyarakat akan digunakan untuk mengeruk pasir kembali untuk mencapai kedalaman ideal bagi pelabuhan yang terletak di Wates ini. Namun, warga setempat menilai pengerukan ini hanya akan mengganggu wisata setempat karena lokasinya yang berdekatan. “Jika disedot lagi, pasir yang dari arah barat akan ngalih, terkikis dan abrasi sehingga garis pantai makin mundur dan mengganggu wisata yang kami kelola,” jelas dia kepada wartawan.
Ia menguraikan jika bisnis wisata menjadi tempat bergantung warga saat ini pascalahan pertaniannya digerus proyek nasional berupa bandara dan pelabuhan. Namun, sektor wisata yang kini mulai menghidupi warga kembali diganggu dengan adanya isu pengerukan sedimentasi pelabuhan yang sudah dibangun sejak belasan tahun silam ini. Pasir yang terkikis membuat sejumlah warung dan lahan parkir yang dikelola warga terpaksa kukut.
Pasalnya, ketika air laut pasang maka lahan parkir dan areal wisata tersebut akan terendam sehingga aktivitas ekonomi terhenti. Hal ini dikatakan juga sudah merambah wilayah Laguna Glagah, yang tidak lain dampak dari abrasi tersebut. Terlebih lagi, beberapa waktu terakhir, kata Irawan, kunjungan wisatawan sendiri sudah semakin berkurang sejak proyek pembangunan bandara dimulai. “Kita sudah nerima-nerimakke, kita pun ngalah, ngaleh kok masih dirusuhi lagi,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Surat Edaran Lengkap Kewaspadaan Mycoplasma Pneumonia, Ini Link untuk Mendownload
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca DIY Hari Ini, Potensi Hujan Lebat Terjadi Malam Hingga Dini Hari
- Mudah! Begini Cara Membeli Tiket KA Bandara YIA
- Jadwal Kereta Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja, Minggu 2 Desember 2023
- Jadwal KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 3 Desember 2023
- Jadwal KA Prameks Relasi Jogja-Kutoarjo, Minggu 3 Desember 2023
Advertisement
Advertisement