Advertisement

Ironis, Banyak Objek Wisata di Kota Jogja Tapi Penghasilan Warganya Rendah

Ujang Hasanudin
Rabu, 07 Februari 2018 - 06:40 WIB
Bhekti Suryani
Ironis, Banyak Objek Wisata di Kota Jogja Tapi Penghasilan Warganya Rendah

Advertisement

Banyaknya wisatawan belum berdampak ke masyarakat.

Harianjogja.com, JOGJA--Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Jogja ternyata belum berdampak pada pertumbuhan ekonomi warga. Bahkan Kecamatan Kraton dan Kotagede yang paling banyak terdapat objek wisata justru kemanfaatannya tidak dinikmati oleh warga sekitar.

Advertisement

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja, Edy Muhammad mengatakan berdasarkan hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari semua sektor per kecamatan pada 2016 lalu, terdapat lima kecamatan terendah, yakni Kecamatan Kotagede, Ngampilan, Pakualaman, Kraton, dan Tegalrejo.

PDRB yang dihitung terkait efek dari perdagangan dan jasa, seperti objek wisata, transportasi, hotel dan restoran. Edy meminta pemangku kepentingan di kecamatan yang PDRB-nya rendah tersebut untuk segera melakukan pemetaan penyebab yang paling dominan.

“Bisa jadi yang membuka usaha di sana warga dari luar wilayah atau bisa jadi lapangan pekerjaan yang tersedia bukan dari warga sekitar yang diberdayakan,” kata Edy, acara konsultasi publik rencana pembangunan daerah Kota Jogja 2019 di Balai Kota Jogja, Selasa (6/2/2018).

Acara tersebut juga dihadiri Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Aman Yuriadijaya, Ketua DPRD Kota Jogja Sujanarko, sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Jogja, dan para pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).

Dari lima kecamatan yang terendah PDRB-nya, Edy menyoroti Kecamatan Kraton dan Kotagede. Menurut dia, kedua kecamatan itu selama ini yang menjadi daya tarik wisatawan sekaligus menjadi ciri khas Jogja dari objek wisatanya. Namun ternyata berbanding terbalik dengan  kondisi perekonomian masyarakatnya. Maka perlu ada upaya-upaya inovasi untuk meningkatkan perekonomian warga.

Upaya yang bisa dilakukan, kata dia, salah satunya dengan memanfaatkan rumah-rumah yang memiliki nilai cagar budaya bisa dimanfaatkan sebagai lokasi penginapan atau homestay bagi para wisatawan, asalkan tidak mengubah bentuk bangunannya. “Ini perlu dicermati pemangku kepentingan di wilayah agar warganya ikut menikmati [ramainya kunjungan wisatawan],” ujar Edy.

Edy mengungkapkan, data kunjungan wisatawan ke Jogja per 2016 lalu tercatat ada sekitar 5,5 juta dengan kunjungan rata-rata sekitar 100.000 wisatawan. Ia berharap masing-masing kecamatan memanfaatkan banyaknya kunjungan wisatawan tersebut.

Sementara itu , Edy menambahkan kecamatan tertinggi PDRB-nya adalah Kecamatan Gondomanan, Danurejan, dan Gondokusuman. Ketiga kecamatan tersebut berada di lokasi perdagangan dan jasa, di antaranya hotel, kuliner, dan objek wisata. Ketiga kecamatan itu sudah dianggap mampu meningkatkan perekonomian warganya.

Camat Kotagede, Nur Hidayat mengakui wisatawan yang berkunjung ke wilayahnya belum berdampak signifikan kepada warga. menurut dia, wisatawan yang berkunjung ke Kotagede sebagian besar adalah peziarah sehingga efek ekonominya tidak terlalu besar. Untuk mengembangkan wisata di Kotagede, kata dia, terkendala infrastruktur jalan yang sempit dan tidak adanya lahan parkir yang cukup luas. “Kedepan memang harus ada perbaikan infrastruktur pendukung wisata.” Kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement