Advertisement
712 Mahasiswa Baru STTNAS Menari Maumere dalam Penutupan Ospelmab
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Lingkungan Mahasiswa Baru (Ospelmab) bagi mahasiswa baru Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS) Jogja ditutup dengan acara pentas seni, Jumat (14/9/2018). Berbagai macam hiburan ditampilkan pada pensi tersebut seperti tarian, musik dan parodi.
"Pentas seni puncak [Ospelmab 2018]. Kami menghadirkan beberapa hiburan dari mahasiswa baru dan lama. Ada penampilan band, parodi, tarian dari sanggar tari Universitas Ahmad Dahlan, dan ada [pertunjukan] sasando," ujar Ketua Pelaksana Ospelmab 2018 Fahril Fanani di sela-sela acara.
Advertisement
Sasando adalah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik. Instrumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Fahril mengatakan, pentas seni akan ditutup dengan menarikan tari maumere secara massal. Mahasiswa baru akan menari bersama-sama. Tujuannya adalah meluapkan kegemberiaan bagi para mahasiswa baru setelah berhasil menyelesaikan rangkaian kegiatan yang melelahkan.
Penutupan Ospelmab dengan menyelenggarakan pentas seni, kata Fahril, merupakan tradisi di STTNAS Joga. Dahulu, pentas seni diselenggarakan pada malam hari. Baru mulai tahun ini, acara tersebut dilaksanakan siang hari. Perubahan jadwal dilakukan karena pada malam hari kegiatan "susah dikendalikan."
"Dengan menyelenggarakan pentas seni kami ingin menyambut mahasiswa baru dengan satu acara yang membuat mereka bahagia," jelas Fahril.
Pada tahun ajaran 2018/2019, STTNAS menerima 712 mahasiswa reguler. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya, yang sebanyak 800 orang. Adapun mahasiswa baru yang mengikuti Ospelmab sejumlah 680 orang. Mahasiswa yang tidak ikut Ospelmab tahun ini, wajib mengikutinya di tahun berikutnya.
Ospelmab 2018
Fahril mengungkapkan, Ospelmab 2018 dilaksanakan mulai tanggal 9 hingga 14 September. Tema yang diangkat adalah Tunas STTNAS Cerdas dan Berintegritas. Tema tersebut dipilih supaya mahasiswa baru bisa menanamkan nilai-nilai kecerdasan dan integritas kepada dirinya sendiri.
"Hal itu sejalan dengan slogan STTNAS, bermoral, tangguh dan kreatif. Harapannya mahasiswa [STTNAS] mampu bersaing dengan mahasiswa dari universitas lain. Karena tujuan kami adalah menjafi center of excelent di tahun 2026. Melahirkan teknokrat-teknokrat unggul. Itu dimulai dari Ospelmab," imbuhnya.
Selama penyelenggaraan Ospelmab 2018, mahasiswa baru, kata Fahril, diberikan berbagai macam materi seperti pengelanan institusi, jurusan dan kegiatan mahasiswa; materi bela negara; keberagaman; anti narkoba; technopreneurship; dan manajemen waktu serta diri.
Pada tahun ajaran 2018/2019, STTNAS menerima 712 mahasiswa reguler. Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya, yang sebanyak 800 orang. Adapun mahasiswa baru yang mengikuti Ospelmab sejumlah 680 orang. Mahasiswa yang tidak ikut Ospelmab tahun ini, wajib mengikutinya di tahun berikutnya.
Fahril menyebut STTNAS pantas disebut miniatur Indonesia, karena asal daerah mahasiswanya sangat beragam. "Hampir dari semua pulau ada. Kalau dulu STTNAS didominasi Indonesia timur, tapi makin ke sini, distribusinya sudah merata."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jelang Laga Lawan Korsel, Siswa SMPN 10 Solo Kirim Dukungan untuk Timnas
- Sosok Nathan Tjoe Aon, Nyawa Timnas Garuda Menggapai Impian ke Olimpiade Paris
- Pacu Kekuatan CBR250RR, Pembalap Astra Honda Kibarkan Merah Putih di ARRC Cina
- SDN Nayu Barat 1 dan 2 Solo Digabung pada Tahun Ajaran Baru 2024/2025
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
Advertisement
Advertisement