Advertisement
Hadapi Revolusi Industri 4.0 Ini yang Harus Dilakukan Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Aspek pendidikan Indonesia perlu ditingkatkan dalam rangka menghadapi revolusi industri 4.0. Pendidikan yang berkualitas bisa meningkatkan daya saing.
Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Tony Prasetiantono mengatakan peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas dalam rangka menghadapi revolusi industri 4.0. Pendidikan dapat menjadi modal dalam meningkatkan daya saing.
Advertisement
Tony mengatakan di ASEAN, jumlah mahasiswa Indonesia yang mengenyam pendidikan di luar negeri masih rendah dibandingkan Vietnam. "Dulu [tertinggi di ASEAN adalah] Malaysia tetapi sekarang Vietnam yaitu sebanyak 70.000 orang. Padahal Vietnam baru saja selesai perang saudara tetapi sekarang pendidikannya maju. Maka Indonesia harus hati-hati," kata Tony dalam Seminar Dosen "Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan di Era Revolusi 4.0" dalam rangka Dies Natalis ke-63 Universitas Sanata Dharma (USD) di Kampus Paingan, Sleman, Selasa (11/12/2018).
Indonesia memiliki jumlah penduduk sampai 265 juta jiwa tetapi hanya mengirimkan anak mudanya untuk berkuliah di luar negeri sebanyak 46.000. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan China yang mencapai 600.000 orang.
Menurut Tony, setiap negara memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Ia mencontohkan, Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan Uni Eropa dan tidak lagi menerima imigran dari Eropa timur.
Inggris berupaya untuk tidak mendatangkan imigran. Sebaliknya, Jerman mengizinkan migrasi masuk karena menyadari jika jumlah penduduk muda sedikit maka ekonomi Jerman akan menurun. "Makanya Jerman ekonominya termasuk baik di Eropa," katanya.
Lebih lanjut Tony mengatakan revolusi industri 4.0 akan memberikan manfaat yaitu efisiensi dan harga-harga menjadi lebih murah. Hanya saja keberadaannya juga memberikan dampak makro yang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat.
"Dampak makronya seperti pengurangan tenaga kerja yang akan terasa," katanya. Kondisi itu terjadi karena revolusi industri 4.0 banyak memanfaatkan teknologi.
Kemunculan inovasi juga akan mewarnai era revolusi industri 4.0. Namun perlu diwaspadai bahwa inovasi yang muncul justru dapat mendisrupsi atau merusak tatanan yang sudah ada sebelumnya.
Sementara Dosen Program Studi Ekonomi USD Laurentius Bambang Harnoto yang menjadi pembicara kedua dalam seminar tersebut mengatakan revolusi industri memberikan dampak meningkatnya angka ketimpangan. "Revolusi industri akan membuat masyarakat semakin timpang karena akses untuk mencapai revolusi industri sangat luas sehingga kelompok rentan akan semakin sulit," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lowongan Kerja: Kemensos Buka 40.800 Formasi ASN 2024, Cek di Sini!
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- KPU Kota Jogja Siap Merekrut PPK-PPS untuk Pilkada 2024, Cek Caranya
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Sabtu 20 April 2024
- Harus Koalisi, Golkar Jogja Akan Gelar Penjaringan dan Survei
- Dibanding Tahun Lalu, Jumlah Turis dan Belanja Wisatawan Kota Jogja Kali Ini Naik Selama Libur Lebaran
Advertisement
Advertisement