Advertisement

Pemerintah Kebut 8 Proyek Rehabilitasi Intake Kalibawang

Jalu Rahman Dewantara
Selasa, 05 Februari 2019 - 11:17 WIB
Sunartono
Pemerintah Kebut 8 Proyek Rehabilitasi Intake Kalibawang Ilustrasi Kepala Desa Pacarejo, Suhadi, saat meninjau Bendungan Jowinantang di Dusun Ngampo, Desa Pacarejo. Selasa (29/1/2019). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Sebanyak delapan proyek penunjang proses rehabilitasi intake Kalibawang tengah dikebut pengerjaanya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan terhadap produksi padi di Kulonprogo.

Advertisement

Untuk diketahui, pasca dimatikannya jaringan sistem Irigasi Kalibawang yang terdiri dari Kejuron atau Gabungan P3A Papah, Donomulyo Hilir, wilayah Kejuron/GP3A Pekik Jamal Kiri dan Pekik Jamal Kanan, membuat lahan seluas 3.936 hektare di wilayah Kulonprogo tidak mendapat pasokan air.

"Maka dari itu kami akan melakukan percepatan untuk delapan proyek ini agar tidak mengganggu produksi padi," kata Kasi Konservasi Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo Kuntarso, Sabtu (2/1/2019).

Ia memaparkan delapan proyek itu yakni pelaksanaan saluran tersier, saluran Drainase Gendong, rehab jembatan Bendung Pekik Jamal, pembangunan jembatan operasional di atas Bendung  Papah, rehabilitasi jalan inspeksi, pembangunan terowong satu unit di aluran Sekolan Donomulyo Kanan, saluran Sekolan Monggang dan nornalisasi saluran tanah di Donomulyo

Anak irigasi dari Intake Kalibawang rencannya juga bakal direhabilitasi. Dengan catatan dana yang ada tidak melampaui pagu. "Memang ada usulan dan pihak terkait [merehabilitasi anak irigasi], selama tidak melampau pagu tentu bisa saja dilakukan," ucapnya.

Dikatakan Kuntarso, proyek yang dikerjakan bersama Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak ini telah berlangsung sejak awal Januari kemarin. Pihaknya berharap proyek ini dapat segera selesai dalam waktu dekat.

Anggota DPRD Kulonprogo Suharmanto mengatakan pemkab harusnya memiliki solusi yang jelas, tidak sekadar memperbaiki irigasi Kalibawang yang imbasnya membuat petani kesulitan saat memasuki masa tanam karena kekurangan air.

Dia memahami pentingnya perbaikan ini mengingat saluran irigasi Kalibawang memiliki tata geografi yang lebih berat dibandingkan saluran irigasi Selokan Mataram (Sleman), dan saluran irigasi Van Der Wijk yang menuju Bantul. Namun perbaikan jangan jadi proyek abadi yang setiap tahun polanya sama, yakni harus menutup dan mematikan saluran irigasi Kalibawang.

"Atas hal itu kami meminta proses penutupan irigasi Kalibawang agar ditinjau kembali karena mempengharuhi hidup petani. Kalau bisa malah membuat bendungan baru dan memanfaatkan air dari Sungai Progo," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement