Advertisement

Bantul Dianggap Kekurangan Alat Informasi Peringatan Dini Tsunami

Ujang Hasanudin
Rabu, 17 April 2019 - 14:37 WIB
Arief Junianto
Bantul Dianggap Kekurangan Alat Informasi Peringatan Dini Tsunami Early Warning System - Ist/OPI

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Kendati kondisinya dipastikan baik, namun keberadaan 29 alat informasi tsunami yang ada di sepanjang Pantai Parangtritis sampai Pandansimo dinilai masih belum mencukupi.

Manajer Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalpos) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Aka Luk Luk mengatakan pantai di Bantul membentang sekitar 13 kilometer dari Parangtritis, Kecamatan Kretek hingga Pandansimo, Kecamatan Srandakan. Menurut dia pemasangan alat informasi tsunami yang bernama Bantul Integrated Sirine System (BISS) itu seharusnya tak hanya dilakukan di sekitar pantai, namun juga harus melebar ke utara, termasuk di tempat-tempat evakuasi sementara.

Advertisement

Jika di banding daerah lain, kata Aka, jumlah alat tersebut memang cukup banyak. "Yang jelas masih kurang meskipun sudah banyak. Idealnya sekitar 40 unit samai ke arah utara. Ada wilayah potensi kena tsunami belum ada [BISS]. Tempat evakuasi sementara itu kan belum ada juga BISS," kata Aka, di Parasamya, kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Selasa (16/4/2019).

Aka tidak menampik sampai saat ini di Bantul tidak ada alat pendeteki tsunami langsung. Saat ini, kata dia, yang ada adalah alat penyebarluasan informasi tsunami atau lebih dikenal BISS yang jumlahnya sebanyak 29 unit.

Alat tersebut, sebanyak 18 di antaranya dipasang di sekitar pantai. Sisanya terhubung langsung ke masjid dan pemukiman warga.

Cara kerja BISS dikendalikan langsung dari Pusdalops BPBD Bantul yang berjarak sekitar 12-13 kilometer dari pantai. Alat tersebut akan difungsikan ketika Pusdalops menerima informasi peringatan tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY. Setelah informasi potensi tsunami datang kemudian informasi tersebut dilanjutkan oleh BPBD melalui BISS.

Menurut Aka, BISS itu tidak hanya bergungsi suara sirine sebagai tanda bahaya, tapi juga pengeras suara sehingga dapat menginformasikan kepada masyarakat apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. "Otoritas pemberi informasi potensi tsunami tetap dari BMKG. Sirine hanya peringatan bahwa ada bahaya tsunami yang dikendalikan di Pusdalops," ujar Aka.
Dia menyatakan ke-29 BISS dalam kondisi baik dan selalu diuji coba setiap bulan. Disinggung soal rencana pemasangan radar tsunami di pantai Parangtritis, Aka mengatakan sampai saat ini belum ada kepastian.

Dia pun tidak tahu pasti soal rencana tersebut. Pasalnya proyek itu merupakan kerja sama BMKG DIY, Fakultas Geologi UGM, dan Pemerintah Jepang.

Selain berupaya menambah BISS, BPBD Bantul juga berupaya mengajukan pembangunan gedung evakuasi sementara untuk di wilayah pantai Samas, Depok, dan Parangtritis. Saat ini bangunan tempat evakuasi sementara jika terjadi tsunami baru ada satu yang berlokasi di Pantai Kuwaru, Poncosari, Srandakan, yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman di lahan sekitar 3.000 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement