Advertisement
UMY Undang Guru & Dosen Pelatihan Membaca Cepat
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA -- Regional English Language Office (RELO) Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia bekerja sama dengan Indonesia Extensive Reading Association (IERA), Extensive Reading Foundation (ERF), dan American Corner Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan Workshop Extensive Reading, Rabu (24/4/2019). Acara ini digelar salah satunya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Tidak hanya mengundang empat pembicara, workshop ini juga dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY Hilman Latief dan perwakilan dari RELO Kedutaan Besar Amerika Serikat Bradley Horn.
Advertisement
Hilman Latief menyampaikan membaca merupakan aktivitas penting yang perlu ditingkatkan para pendidik. “Hingga saat ini minat baca penduduk Indonesia sangat rendah. Kita bahkan menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan minat baca terendah di dunia. Karena itu, kita perlu melakukan effort lebih untuk membangun kesadaran membaca masyarakat,” kata dia.
Bradley Horn dari RELO mengungkapkan para tenaga pendidik, baik dosen dan guru harus mengedukasi para siswa agar tidak malas membaca. “Workshop Extensive Reading ini hadir untuk mengakomodasi para tenaga pengajar. Pelaksanaan di UMY yang bekerja sama dengan American Corner bertujuan memberikan wawasan tentang Extensive Reading,” jelasnya.
Pembicara pertama Prof. Marc Helgessen yang merupakan pengajar sekaligus spesialis Bahasa Inggris dari Gakuin’s Women University, Jepang. Marc memaparkan extensive reading dapat diartikan sebagai kegiatan membaca cepat menggunakan buku-buku yang menyenangkan.
“Pada dasarnya extensive reading adalah pendekatan pengajaran yang mengajak siswa untuk membaca melalui buku yang disederhanakan. Tujuan dari metode membaca ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kegemaran dan kelancaran dalam membaca,” paparnya.
Thomas Robb menambahkan implementasi extensive reading di sekolah-sekolah di Indonesia. Thomas mengakui terdapat banyak tantangan dalam penerapan metode ini, di antaranya kurangnya dana untuk buku, tidak ada fasilitas buku yang memadai, hingga risiko dan kendala buku rusak dan hilang.
“Namun jika diimplementasikan dengan benar, metode ini tentu membawa manfaat yang besar. Utilitas lain di antaranya terkait dengan kemudahan guru untuk mengontrol kelas dan konten, mudahnya koordinasi untuk membentuk basic structure dalam mengajar, sampai memudahkan sekolah yang tidak menggunakan kurikulum dari kementerian,” kata dia.
Dua pembicara Indonesia juga hadir untuk menyampaikan materi, yaitu dosen Universitas Sanata Dharma yang sekaligus menjabat sebagai perwakilan dari IERA Christina Lhaksmita dan dosen UMY Lanoke Intan Paradita. Pembahasan Lanoke termasuk ulasan tentang reading dan date-speaking di dalam kelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Rencana Pemda DIY Setelah TPA Piyungan Ditutup
- Semula April, Kesiapan Pengolahan Sampah di Kota Jogja Mundur hingga Awal Mei
- Tabon Hadirkan Karya Seni Partisipatif, Spiritualitas Islam hingga Isu Sosial
- Pemkot Jogja Gandeng Kantor Pertanahan Dorong Digitalisasi UMKM
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 24 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Advertisement