Advertisement
Menyulap Sampah Menjadi Barang Bernilai Ekonomi Belum Jadi Tren
Advertisement
Harianjogja.com, SENTOLO—Sampah bisa memiliki nilai ekonomis asalkan dikelola dengan baik. Inilah yang melandasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo gencar memberikan pelatihan pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomi.
Salah satu penerapan kegiatan ini diberikan kepada anggota Bank Sampah Bunda Mandiri Dusun Banyunganti Kidul, Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo, Jumat (26/4/2019).
Advertisement
Beberapa anggota Bank Sampah Bunda Mandiri diberi materi pelatihan yang fokus pada pembuatan souvenir dari barang bekas/ limbah. Hasilnya berbentuk dompet dari plastik bekas, mangkok dari tempurung kelapa, dan pot gantung dari sabut kelapa. Dipraktikkan pula cara membuat pupuk cair berbahan dasar akar bambu dan gedebog pisang.
Kepala DLH Kulonprogo Arif Prastowo mengatakan pelatihan ini dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah sampah. Lewat pelatihan berbasis kompetensi, masyarakat tidak hanya diberikan pemahaman cara memilah sampah yang baik dan benar, tapi juga dibekali keterampilan membuat kerajinan dari sampah menjadi barang bernilai ekonomi dan layak jual.
“Kegiatan serupa belum lama ini juga diselenggarakan di Pokdarwis Kalibiru. Kami [DLH] berharap desa-desa yang lain dapat mereplikasi pelatihan ini sehingga penanganan sampah di Kabupaten Kulonprogo akan lebih optimal,” ucapnya, kemarin.
Arif menyadari kegiatan menyulap sampah jadi barang bernilai ekonomi belum menjadi tren di kalangan masyarakat. Anggapan masyarakat bahwa sampah tidak bisa dimanfaatkan masih jamak ditemukan. Maka dari itu pihaknya berupaya mengubah pola pikir tersebut agar pengelolaan sampah bisa diterapkan dan menjadi budaya masyarakat.
TPS 3R
Menurut Arif, jika sampah dikelola dengan baik, dan diubah sedemikian rupa sehingga memilki manfaat, akan melahirkan serta menguatkan rumah industri perihal pengelolaan sampah. Dengan begitu, bakal memperluas lapangan pekerjaan.
Pendapat tersebut diamini Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kulonprogo, Eko Wisnu Wardhana. Bahkan menurutnya pelatihan keterampilan pembuatan souvenir bagi ibu-ibu rumah tangga di wilayah Desa Kaliagung sudah sesuai prinsip pembangunan ketenagakerjaan.
Prinsip tersebut yakni bagaimana mengusahakan yang belum bekerja atau berpenghasuilan menjadi bisa bekerja dan berpenghasilan, baik di sektor formal maupun informal. Di samping itu sekaligus sebagai upaya melatih masyarakat yang kompeten menjadi kompeten ihwal pemanfaatan sampah.
"Dengan ini akan menumbuhkan kepedulian ibu-ibu untuk kemudian disalurkan ke keluarganya agar tidak membuang sampah sembarangan, tapi bisa disetorkan ke bank sampah, atau bisa langsung dimanfaatkan menjadu souvenir," kata Eko.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo menyebutkan rata-rata tiap tahunnya timbunan sampah yang dihasilkan di Kulonprogo mencapai sekitar 200.000 kubik. Salah satu upaya untuk mengurangi sampah dengan konsep Tempat Pengelolaan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS 3R).
Selain dengan TPS 3R, Pemkab Kulonprogo juga mencoba olah sampah dengan adanya bank sampah. Sampai saat ini di Kulonprogo ada 116 bank sampah. Bank sampah tersebut bisa mengolah sampah sampai sekitar 3.000 kubik per tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
Advertisement
Advertisement