Advertisement

Mahasiswa UGM Temukan Obat Penghambat Sel Kanker Payudara

Uli Febriarni
Minggu, 19 Mei 2019 - 08:07 WIB
Sunartono
Mahasiswa UGM Temukan Obat Penghambat Sel Kanker Payudara Logo UGM. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Tiga mahasiswa UGM memanfaatkan tanaman bunga telang sebagai obat penghambat pertumbuhan sel kanker payudara.

Tiga mahasiswa tersebut adalah dua mahasiswa FKKMK yaitu Azzahra Asysifa dan Achmad Ilham Nurgina, serta Andiny Aguningtyas dari Fakultas Farmasi.

Advertisement

Azzahra mengungkapkan, dalam penelitian yang mereka lakukan, bunga yang memiliki nama latin Clitoria ternatea ini, terbukti mengandung flavonoid seperti kaempferol dan quercentin yang berpotensi digunakan sebagai anti kanker.

"Riset berikutnya adalah bagaimana ekstrak flavonoid dalam bunga telang, dapat membunuh sel-sel kanker dan menghambat kecepatan migrasi dari sel kanker payudara," kata dia, dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2019).

Ia menambahkan, dalam penelitian di bawah bimbingan Eti Nurwening Sholikhah itu, mereka mulai meneliti dengan menarget gen BCL-2 dan VEGF. Gen-gen tersebut merupakan beberapa gen yang berperan dalam perkembangan dan migrasi dari sel kanker payudara.

Hasil dari penelitian tersebut, harapannya dapat menjadi tonggak pengembangan terapi tertarget. Untuk kemudian, dapat menjadi terapi herbal yang menggantikan kemoterapi.

Sementara itu, Andiny Aguningtyas mengatakan, penelitian mengenai manfaat bunga telang ini dilakukan dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian eksakta (PKM-PE) UGM 2019.

Penelitian diawali dari rasa prihatin terhadap penderita kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian di lebih dari 100 negara. Pada 2018, terdapat kurang lebih 2,1 juta kasus baru kanker payudara.

Para ilmuwan memprediksi, pada 2050 kejadian kanker payudara akan meningkat mencapai 3,2 juta kasus baru per tahun.

"Hal itu menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, terutama bagi perempuan," kata dia.

Ia menuturkan, saat ini banyak dikembangkan terapi tertarget yang dapat menarget kelainan di tingkat genetik atau molekular, sehingga tidak berbahaya bagi sel-sel normal.

Pasalnya, metode kemoterapi dan sejumlah metode lainnya, mulai ditinggalkan. Karena menimbulkan efek samping yang cukup besar dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement