Advertisement
Mahasiswa UGM Temukan Obat Penghambat Sel Kanker Payudara
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Tiga mahasiswa UGM memanfaatkan tanaman bunga telang sebagai obat penghambat pertumbuhan sel kanker payudara.
Tiga mahasiswa tersebut adalah dua mahasiswa FKKMK yaitu Azzahra Asysifa dan Achmad Ilham Nurgina, serta Andiny Aguningtyas dari Fakultas Farmasi.
Advertisement
Azzahra mengungkapkan, dalam penelitian yang mereka lakukan, bunga yang memiliki nama latin Clitoria ternatea ini, terbukti mengandung flavonoid seperti kaempferol dan quercentin yang berpotensi digunakan sebagai anti kanker.
"Riset berikutnya adalah bagaimana ekstrak flavonoid dalam bunga telang, dapat membunuh sel-sel kanker dan menghambat kecepatan migrasi dari sel kanker payudara," kata dia, dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2019).
Ia menambahkan, dalam penelitian di bawah bimbingan Eti Nurwening Sholikhah itu, mereka mulai meneliti dengan menarget gen BCL-2 dan VEGF. Gen-gen tersebut merupakan beberapa gen yang berperan dalam perkembangan dan migrasi dari sel kanker payudara.
Hasil dari penelitian tersebut, harapannya dapat menjadi tonggak pengembangan terapi tertarget. Untuk kemudian, dapat menjadi terapi herbal yang menggantikan kemoterapi.
Sementara itu, Andiny Aguningtyas mengatakan, penelitian mengenai manfaat bunga telang ini dilakukan dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian eksakta (PKM-PE) UGM 2019.
Penelitian diawali dari rasa prihatin terhadap penderita kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian di lebih dari 100 negara. Pada 2018, terdapat kurang lebih 2,1 juta kasus baru kanker payudara.
Para ilmuwan memprediksi, pada 2050 kejadian kanker payudara akan meningkat mencapai 3,2 juta kasus baru per tahun.
"Hal itu menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, terutama bagi perempuan," kata dia.
Ia menuturkan, saat ini banyak dikembangkan terapi tertarget yang dapat menarget kelainan di tingkat genetik atau molekular, sehingga tidak berbahaya bagi sel-sel normal.
Pasalnya, metode kemoterapi dan sejumlah metode lainnya, mulai ditinggalkan. Karena menimbulkan efek samping yang cukup besar dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
- Baznas Jogja Buka Booth di Pusat Keramaian, Permudah Masyarakat Bayar Zakat
- KAI Daop 6 Turunkan Paksa 11 Penumpang yang Nekat Merokok dalam Kereta
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
Advertisement
Advertisement