Advertisement
Soal Kasus Pasha, Disdikpora Tak Mau Berpolemik
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kasus Muhammad Pasha Pratama menjadi salah satu pembahasan dalam rapat koordinasi organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Gunungkidul, Senin (15/7/2019). Namun Disdikpora menganggap permasalah telah selesai setelah yang bersangkutan mau bersekolah di SMP Eka Kapti, Karangmojo.
Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rasyid, mengatakan Pasha, calon siswa yang ditolak masuk SMP Negeri 2 Karangmojo akhirnya mau bersekolah. Meski demikian, tempat dia belajar bukan di sekolah yang diinginkan pertama. Pasha diterima di SMP Eka Kapti, Karangmojo. “Kami bujuk agar dia [Pasha] mau tetap bersekolah dan akhirnya masuk ke SMP Eka Kapti,” kata Bahron kepada Harian Jogja, Senin.
Advertisement
Menurut dia, kasus Pasha sempat menjadi pembahasan di rapat koordinasi rutin yang diselenggarakan Pemkab. Meski demikian, Bahron mengaku tidak ingin berpolemik dengan memberikan kelonggaran untuk diterima di SMP Negeri 2 Karangmojo. Ia berdalih apabila kelonggaran diberikan justru menimbulkan kecemburuan dengan calon siswa yang lain. “Di SMP Negeri 2 Karangmojo ada 51 calon siswa yang memiliki nasib sama dengan Pasha. Jadi, apabila seorang siswa diberikan kelonggaran karena alasan tertentu malah tidak baik karena bisa menimbulkan kecemburuan,” katanya.
Menurut dia, tidak diterimanya Pasha bukan karena kesalahan sistem dalam PPDB, tetapi karena terbatasnya kuota kursi di sekolah. “Jadi apabila pendaftar melebihi dari jumlah kursi maka harus ada seleksi. Pasha tersingkir dari persaingan karena seleksi dan bukan karena yang lain,” tuturnya.
Untuk masalah Pasha, Bahron menganggap sudah selesai karena yang bersangkutan sudah mau bersekolah. “Ada masalah transpotasi, tapi kami bersama dengan pemerintah desa sepakat memberikan fasilitas antar jemput. Bahkan jika yang bersangkutan tetap semangat dan giat belajar ada yang menjanjikan memberikan sepeda listrik,” katanya.
Sebelumnya, Pasha tidak bisa bersekolah di SMP Negeri 2 Karangmojo karena jumlah pendaftar melebihi kuota. Pihak sekolah pun melakukan seleksi, dari 183 siswa yang diterima, Pasha menduduki peringkat 184. “Pertimbangan utama untuk masuk bukan nilai, tapi jarak rumah dengan sekolah. Setelah itu usia dan kebetulan Pasha memiliki usia yang lebih muda ketimbang calon siswa lain,” kata Kepala SMP Negeri 2 Karangmojo, Tumijo.
Menurutnya hal tersebut tidak terjadi pada Pasha saja tetapi di daerah lainnya juga ada yang mengalami. “Calon siswa tinggal memilih sekolah yang lain apabila tidak diterima,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Boyolali Full Berawan Sepanjang Hari Ini, Cek Prakiraan Cuaca Sabtu 20 April
- Mendung dengan Suhu Panas, Simak Prakiraan Cuaca Klaten Sabtu 20 April
- Hanya Berawan tanpa Hujan di Wonogiri, Simak Prakiraan Cuaca Sabtu 20 April
- Gelapkan Uang & Terlibat Pencucian Uang, Dosen Nuklir UGM Diburu Polda Jatim
Berita Pilihan
Advertisement
Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Libur Lebaran Usai, Berikut Jadwal dan Tarif Terbaru Bus Damri dari Jogja ke Bandara YIA
- Top 7 News Harianjogja.com Jumat 19 April 2024, Timnas Indonesia Kalahkan Australia, Bus Terbakar di Gamping
- Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
Advertisement
Advertisement